Find Us On Social Media :

Sri Mulyani Sampaikan Akar Masalah Defisit BPJS Kesehatan, Peserta yang Sudah Meninggal pun Bisa Klaim...

By Tatik Ariyani, Kamis, 22 Agustus 2019 | 09:45 WIB

Ilustrasi BPJS

Intisari-Online.com - Sudah berjalan 5 tahun, namun sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan masih jauh dari kata sempurna.

Berbagai masalah muncul dan pada akhirnya membuat defisit BPJS Kesehatan. Misalnya pada tahun 2018, defisit BPJS Kesehatan mencapai Rp 19,4 triliun.

Padahal pemerintah telah banyak menggelar rapat soal defisit BPJS Kesehatan, baik di tingkat menteri hingga tingkat kabinet yang dipimpin langsung Presiden.

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (21/8/2019) berujar, "Beberapa persoalan harus diatasi apabila ingin jaminan kesehatan nasional ini bisa berjalan berkelanjutan."

Baca Juga: Geram dengan Layanan BPJS Kesehatan yang Tak Memuaskan, Rumah Sakit Ini Rekomendasikan Pasiennya Berobat ke Penang Malaysia

Dalam 4 tahun terakhir, pemerintah menyuntikkan dana Rp 25,7 triliun, namun defisit BPJS Kesehatan tetap menganga karena jumlahnya mencapai Rp 49,3 triliun sejak 2015.

Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sudah menyelesaikan audit sistem JKN. Ada beberapa akar masalah yang membuat BPJS Kesehatan akhirnya defisit.

Apa saja akar-akar masalah itu? Berikut seperti disampaikan Menkeu Sri Mulyani.

1. Rumah sakit nakal

Berdasarkan audit, BPKP menemukan banyak rumah sakit rujukan yang melakulan pembohongan data. Hal ini terkait dengan kategori rumah sakit sebagai Fasilitas.

Baca Juga: 'Kami Menteri Keuangan, bukan Menteri Keuangan Kesehatan', Saat Sri Mulyani Marah karena Sering Dituduh Ini Soal BPJS Kesehatan