Penulis
Intisari-Online.com - Khutulun adalah seorang wanita bangsawan Mongolia yang hidup pada masa Kekaisaran Mongolia.
Dia tercatat sebagai pejuang hebat dan terkenal karena kecakapannya bergulat.
Ayahnya adalah Kaidu, cucu Ogedei Khan putra Gengis Khan dan sepupu dari Kublai Khan.
Tidak seperti Kublai Khan, yang mendirikan Dinasti Yuan dan mengadopsi gaya hidup orang-orang Cina, Kaidu memilih untuk mempertahankan gaya hidup nomaden.
Khutulun dibesarkan oleh ayahnya dengan cara hidup nomaden , seperti 14 saudara lelakinya yang lain.
Latihannya meliputi gulat, menunggang kuda, dan memanah.
Salah satu sumber informasi tentang Khutulun berasal dari tulisan-tulisan Marco Polo.
Pelancong Venesia itu menulis bahwa Khutulun begitu tinggi dan kuat.
Baca Juga: Viral Penampakan Pocong Bermata Merah di Google Maps, Pemotret Akhirnya Beri Penjelasan
Selain itu, Marco Polo menulis bahwa keberanian Khutulun dalam pertempuran juga tidak ada duanya.
Tantangan Gulat Khutulun
Menurut Marco Polo, ketika Khutulun sudah cukup umur, Kaidu ingin menikahkannya.
Khutulun, bagaimanapun, menolak, namun menetapkan syarat bahwa dia hanya akan menikahi pria yang mampu mengalahkannya gulat.
Kaidu menyetujui permintaan putrinya, dan mengizinkannya menikahi pria pilihannya.
Karena Khutulun adalah putri dari salah satu pria paling kuat di kekaisaran, banyak pria tergoda untuk mencoba keberuntungan mereka.
Jadi, tidak butuh waktu lama sebelum banyak pelamar tiba di istana Kaidu.
Baca Juga: Saking Takutnya, Remaja Ini Baru Mau Potong Rambut Setelah 14 Tahun, Lihat Perubahannya!
Namun, tidak ada yang mampu mengalahkan Khutulun.
Rupanya, dia mendapatkan lebih dari 10.000 kuda dari mengalahkan pelamarnya.
Akhirnya, seorang pangeran muda tiba, yang langsung disukai Kaidu.
Khutulun diminta oleh ayahnya untuk sengaja mengalah, namun menolak perintah itu, dia pun mengalahkan sang pangeran.
Marco Polo tidak menyebutkan nasib Khutulun, meskipun sumber lain menyatakan bahwa ia akhirnya menikah.
Beberapa menyatakan bahwa dia akhirnya menikahi seorang tahanan perang.
Sementara yang lain berspekulasi bahwa dia menikah dengan seorang prajurit dari pasukan ayahnya.
Putri Khutulun Menginspirasi Opera
Kaidu meninggal pada 1301 dan beberapa orang mengklaim bahwa dia ingin Khutulun menggantikannya setelah kematiannya.
Ini tidak berjalan baik dengan saudara-saudaranya dan Kaidu digantikan oleh salah satu putranya sebagai gantinya.
Khutulun diperkirakan telah meninggal sekitar tahun 1306, hanya beberapa tahun setelah ayahnya.
Menariknya, karakter Turandot (dipopulerkan oleh komposer Italia Giacomo Puccini dalam opera dengan nama yang sama) dianggap terinspirasi oleh sosok Khutulun.