Penulis
Intisari-Online.com - Mendekati Hari Raya Idul Adha 1440 H yang kurang sebulan lagi, masih saja banyak praktik penjual hewan ternak yang curang demi meraup untung jutaan rupiah.
Seperti yang baru-baru ini sempat viral, sebuah video seekor sapi yang diduga merupakan korban praktik sapi gelonggongan.
Sontak video yang diunggah oleh akun Instagram @makassar_iinfo ini pun langsung menyita perhatian.
Pasalnya, ada sebuah kejanggalan nan mengerikan, terlihat seorang pria yang konon merupakan seorang petugas mencoba menyayat tubuh sapi yang masih hidup itu.
Baca Juga: Tak Sengaja Temukan Senjata Militer dan Menggunakannya Sebagai Mainan, Anak Ini Berakhir Tragis
Setelah berhasil membuat sayatan kecil, dari sana langsung keluar air bak sebuah pancuran.
Mesin Mobil Wagub Sumut (Ijeck) Bermasalah saat Balapan Asia Pacific Rally Championship 2019
Detik-detik ABG 13 Tahun Curi Dua Pesawat dari Hanggar, tapi Gagal Lepas Landas, Ini Videonya
Menurut laman Pemerintahan Kabupaten Sleman, daging sapi glonggongan adalah daging yang diperoleh dari sapi yang sebelum disembelih diberi minum air sebanyak-banyaknya secara paksa.
Maksunya tidak lain menambah bobot sapi tersebut, sehingga dengan hal ini otomatis akan menambah keuntungan penjual.
Umumnya, hewan ternak yang digelonggong adalah hewan sapi.
Dari segi bisnis pembeli akan dirugikan karena membeli daging dengan berat yang tidak wajar.
Dari segi kesehatan jelas, karena menurut penelitian daging glonggongan setara dengan bangkai.
Baca Juga: Pantau Kondisi Buya Syafii Maarif, Presiden Jokowi Kirimkan Dokter Kepresidenan
Terlebih dari segi hukum agama, daging ini berstatus haram, karena menurut hukum Islam, hewan sebelum disembelih tidak boleh teraniaya.
Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengategorikan daging glonggongan kedalam makanan haram di perjualbelikan dan haram dimakan, selain salah satu penipuan terhadap konsumen akibat penyembelihannya menyiksa sapi terlebih dahulu.
Sekretaris Umum MUI Jawa Tengah, Ahmad Rofiq menyebutkan makan daging gelonggongan termasuk sama saja dengan makan bangkai.
"Dengan dipaksa dimasuki air atau digelonggong, biasanya hewan yang akan disembelih itu sudah mati duluan. Jadi, sudah jadi bangkai baru disembelih," ujar Rofiq, mengutip dari nu.or.id pada Kamis (4/9/2008).
Baca Juga: Kisah Nyata Pembunuh Berantai, Habisi Nyawa 9 Orang dan Koleksi Bagian Tubuh Korbannya di Kulkasnya
Bahkan menurut Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Dr drh. Doddi Yudhabuntara menyebutkan, penggelonggongan daging merusak jaringan dari sapi tersebut, juga akan mempercepat kerusakan kualitas daging dimana berat daging akan lebih bertambah dengan bertambahnya berat air sendiri.
Menurut Doddi, masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri daging gelonggongan ini di pasar ditandai dengan melihat apakah daging lebih banyak mengandung air, dijual dengan tidak dalam keadaan digantung (supaya tidak menetes), baunya juga kurang khas seperti bau sapi biasanya.
Namun, jika daging ini sudah terlanjur beredar dalam bentuk potongan-potongan daging, cara membedakan daging gelonggongan dengan daging segar, antara lain:
1. Daging berwarna pucat
2. Konsistensi daging lembek
3. Permukaan daging basah
4. Biasanya penjual tidak menggantung daging tersebut karena bila digantung air akan banyak menetes dari daging.
"Kalau air yang dicampur lebih kotor justru akan lebih membahayakan akibat kuman yang berasal dari organ pencernaan Sapi berupa bakteri E Coli, bagi orang yang mengkonsumsi akan menjadi sakit dengan ditandai gejala diare," ujarnya. (Hendrik Naipospos/Tribun Medan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Detik-detik Air Mengucur Deras saat Petugas Sayat Perut Sapi Gelonggongan, TONTON VIDEO.