Penulis
Intisari-Online.com - "Sewu kuto uwis tak liwati, sewu ati tak takoni. Nanging kabeh podo rangerteni lungamu neng endi. Pirang tahun aku nggoleki, seprene durung biso nemoni".
Para Sobat Ambyar maupun bukan, tentu familiar penggalan lirik tersebut.
Ya itu adalah tembang lawas berjudul Sewu Kuto yang dinyanyikan Didi Kempot.
Menjadi penyanyi legendaris yang digandrungi kawula muda membuat Didi Kempot dijuluki Godfather of Broken Heart.
Julukan ini bukan tanpa alasan.
Seperti kita tahu, lagu-lagu Lord Didi sarat akan patah hati atau ditinggal kekasih yang menyayat hati.
Namun anehnya, ketika kita mendengar lagu sedih dari Lord Didi kita justru merasa senang dan damai.
Jika Anda merupakan Sobat Ambyar yang justru senang mendengar lagu sedih, tenang Anda tidak sendirian, dan hal ini normal.
Fenomena ini sudah diteliti oleh ahli Jepang dan ada penjelasan ilmiah di baliknya.
Dalam kesimpulan para ilmuwan yang terbit di Frontiers In Emotion Science (13/6/2013), fenomena ini bukan mesokisme alias perasaan senang karena rasa sakit fisik atau psikologis yang ditimbulkan pada diri sendiri atau orang lain.
Namun, emosi positif seperti rasa senang dan tenang merupakan tanggapan wajar setelah mendengar lagu patah hati.
Dalam penelitiannya, para ahli meminta 44 orang untuk mendengarkan satu dari tiga lagu klasik yang asing di telinga.
Peneliti kemudian meminta peserta untuk menggambarkan perasaan yang mereka alami setelah mendengarkan musik tersebut.
Hasilnya, para peserta menganggap lagu sedih dengan kunci minor memang terdengar tragis, tapi bukan berarti bisa membius pendengar untuk ikut merasakan kepedihan.
Para pendengar merasa kurang suram dan sengsara setelah mendengar lagu sedih.
Mereka justru merasa bahagia, bersemangat dan lebih tenang.
Para ahli menduga, ini karena kita berharap dapat merasa sedih ketika mendengar lagu patah hati.
Setelah perasaan sedih itu didapat, kita akan merasa senang karena harapan terpenuhi.
Para ahli menyebut fenomena ini sebagai sweet anticipation alias antisipasi manis.
"Bahkan jika pendengar mengalami emosi negatif ketika mendengarkan musik sedih, antisipasi manis memungkinkan mereka untuk merasakan emosi positif," tulis ahli dalam kesimpulan mereka seperti dilansir Popular Science, (15/7/2013).
"Dan jika musik itu dianggap sebagai negatif oleh sebagian pendengar, kita akan cenderung mengalami emosi ambivalensi atau perasaan ambigu (satu sisi sedih tapi di sisi lain senang), dan secara bersamaan merasa senang oleh penilaian kognitif kita."
Selain itu, para ahli mengatakan bahwa fenomena ini berhubungan dengan kenyataan bahwa kesedihan yang kita rasakan bukanlah akibat langsung dari situasi yang menyedihkan.
Mendengarkan orang lain bernyanyi tentang kesedihannya adalah pengalaman yang berubah-ubah, jadi kesedihan yang kita rasakan tidak terlalu mengancam kesejahteraan kita.
Kita bisa duduk dan menikmati kesedihan orang lain.
Jadi memang benar, lagu-lagu Lord Didi ataupun Adele memang bisa dinikmati siapa saja dan dalam kondisi apapun.
Bukan hanya untuk yang sedang patah hati.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sobat Ambyar, Ini Alasan Kita Senang Dengar Lagu Sedih Didi Kempot"
Baca Juga: Keceplosan, Maskapai Penerbangan Ini Ungkap Tempat Duduk Paling Mematikan Jika Kecelakaan Pesawat