Viral Ajakan Serbu Pantai Parangtritis Pakai Baju Hijau: Jangan Gegabah Soal Nyi Roro Kidul, Legenda Penguasa Pantai Selatan Jawa

Tatik Ariyani

Penulis

Viral ajakan serbu Pantai Parangtritis pakai baju hiau, jangan gegabah soal sosok Nyi Roro Kidul, ratu penguasa Pantai Selatan Jawa.

Intisari-Online.com -Belakangan ini media sosial diramaikan dengan ajakan untuk menantang Nyi Roro Kidul.

Aksi 'menantang' sosok yang diyakini sebagai penguasa Pantai Selatan itu dilakukan dengan cara menyerbu Pantai Parangtritis dengan memakai baju berwarna hijau.

Ajakan tersebut muncul dari laman Facebook berjudul 'Ayo ribuan orang serbu sapu Parang Tritis pakai baju hijau'.

Hingga Sabtu (20/7/2019), Intisari-Online.com memantau laman Facebook tersebut diketahui aksi tersebut akan digelar pada Selasa (24/9/2019) pukul 10.00 WIB.

Baca Juga: Seorang Ayah Tewas Tenggelam Setelah Menyelamatkan Dua Anaknya dari Arus Pantai

Hingga saat ini sudah ada 6.500 yang berencana hadir dan 13.000 lainnya tertarik dengan acara 'penyerbuan' tersebut.

Mitos larangan memakai pakaian berwarna hijau ketika mengunjungi Pantai Selatan Jawa sudah ada sejak dulu dan dilestarikan secara turun temurun.

Konon jika kita memakai baju hijau ke Pantai Selatan maka kita akan hanyut ditenggelamkan Nyi Roro Kidul.

Terlepas dari ajakan atau ketertarikan Anda untuk menghadiri acara serbu Parangtritis dengan baju hijau, ada baiknya kita mengenali kearifan lokal dibalik legenda Nyo Roro Kidul.

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (20/7/2019) legenda Nyi Roro Kidul di Yogyakarta sudah ada sejak dulu dan tertuang dalam Babad Tanah Jawa.

Baca Juga: Kurang dari 48 Jam Setelah Berenang di Pantai, Pria Ini Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging dan Meninggal

Karya-karya yang terinspirasi dari legenda Nyi Roro Kidul juga diwujudkan dalam drama tari hingga film.

Nyi Roro Kidul menjadi sosok yang dihormati sekaligus ditakuti masyarakat Yogyakarta dan wilayah sekitar Pantai Selatan Jawa.

Berbagai mitos pun muncul, yang paling terkenal adalah larangan menggunakan baju hijau saat ke pantai.

Nyi Roro Kidul Sebagai Kearifan Lokal

Terkait dengan acara serbu Pantai Parangtritis menggunakan baju hijau, sebaiknya kita jangan gegabah dan jumawa soal sosok Nyi Roro Kidul.

Bambang Purwanto, Guru Besar Sejarah Universitas Gadjah Mada mengatakan dan mengimbau untuk menginterpretasi sosok Nyi Roro Kidul tak hanya dalam khazanah kepercayaan.

Seperti dilansir Kompas.com dari Kompas.id (10/3/2019), Bambang menduga cerita ratu penguasa Pantai Selatan Jawa itu merupakan cara masyarakat dulu memahami realitas.

Baca Juga: Anak Raditya Dika 'Dijaga' Utusan Pantai Selatan: Nyai Roro Kidul, Sosok Gaib Rakyat Jelata yang Kemahsyurannya Menggema Tembus Waktu

“Di baliknya ada pengalaman empiris tentang kedahsyatan Laut Selatan Jawa,” kata Bambang (Kompas, 26 Mei 2016). Pengalaman empiris yang dimaksud adalah tsunami besar di Laut Selatan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Eko Yulianto, ahli paleotsunami dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Eko mengatakan dalam Babad Tanah Jawa Nyi Roro Kidul mengirimkan ombak besar jauh ke daratan.

Ratu Kidul sering meminta korban dengan mengerahkan ombak besar. Korbannya dilempar ke darat sebagai pesan.

Menurut Eko, hal ini mirip peristiwa tsunami sehingga inilah yang mengisyaratkan kearifan lokal, seperti diwartakan dalam Kompas.id (10/3/2018).

Adanya legenda Nyi Roro Kidul menurut Eko kemungkinan juga memengaruhi pola keruangan masyarakat di selatan Jawa, seperti diberitakan Kompas.id (28/7/2017).

Baca Juga: Temukan Paketan Segelondong di Pinggiran Pantai, Wisatawan Terkejut Isinya Benda Haram Senilai Rp14 Triliun

Berdasarkan peta Belanda tahun 1800-an, eko mengatakan lokasi pemukiman di pantai selatan Jawa Tengah dan DIY cenderung berjarak dari pantai.

"Pemukiman hanya ada di sebelah uatara Jalan Daendels," jelasnya.

Namun kearifan lokal yang berfungsi sebagai mitigasi bencana tersebut semakin memudar seiring berkurangnya 'rasa takut' pada Nyi Roro Kidul.

Saat ini banyak pembangunan di sekitar Pantai Selatan, mulai dari jalan lintas pantai selatan Jawa hingga bandar udara.

Artikel Terkait