Meski Tak Merokok, Mengapa Kita Bisa Terkena Kanker Paru-paru?

Mentari DP

Penulis

Umumnya, kanker paru sering diasosiasikan dengan kebiasaan merokok. Tetapi, angka penyakit ini pada kelompok non-perokok terus meningkat.

Intisari-Online.com -Umumnya, kanker paru sering diasosiasikan dengan kebiasaan merokok.

Tetapi, angka penyakit ini pada kelompok non-perokok terus meningkat.

Misalnya, kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho didiagnosis menderita kanker paru sejak Januari 2018 meski ia mengaku bukan perokok.

Merokok memang meningkatkan risiko kanker paru hingga 85 persen.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan Korea Utara, Diam-diam Memiliki Obat HIV dan Ebola Namun Menyembunyikannya dari Dunia

Itu sebabnya untuk mengurangi risikonya sebaiknya jangan merokok, walau tidak menjamin bebas sepenuhnya.

Kanker paru yang terkait dengan rokok dengan non-perokok ternyata sangat berbeda.

Gen yang berubah atau bermutasi pada kedua kasus juga beda.

Pada bukan perokok, kanker biasanya disebabkan karena perubahan gen EGFR, yang dengan pengobatan terbaru saat ini lebih efektif.

Penyebab kanker

Secara umum, kanker terjadi ketika proses pembentukan sel-sel baru terganggu.

Zat karsinogenik, paparan sinar matahari, dan virus, bisa menyebabkan kerusakan sel DNA.

Tapi, sebagian besar penyebab kanker masih tidak bisa diketahui penyebabnya.

Baca Juga: Demi Tutupi Sebuah Fakta Mengerikan, Pria Ini Tipu Dokter dan Istrinya dengan Mengaku Menderita Hepatitis C

Menurut American Cancer Society, ada beberapa penyebab kanker paru selain merokok, antara lain:

1. Gas radon

Penyebab utama kanker paru pada kelompok non-perokok adalah gas radon.

Gas ini secara alami ada di luar ruang dan tidak berbahaya.

Walau begitu, konsentrasi gas ini juga ditemukan pada rumah yang lapisan tanahnya memiliki deposit uranium.

Karena gas radon tidak tercium atau terlihat, satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes.

2. Perokok pasif

Tiap tahun, 7000 orang dewasa meninggal akibat kanker paru karena menjadi perokok pasif.

Pelarangan merokok di tempat umum merupakan salah satu cara untuk mengurangi bahaya asap rokok kepada nonperokok.

3. Polusi udara

Sejak lama penelitian telah memperingatkan bahaya polusi udara pada kanker.

WHO bahkan mengategorikan polusi udara luar ruang sebagai penyebab kanker.

Sayangnya, makin hari tingkat polusi di kota besar semakin mengkhawatirkan.

Baca Juga: Simpan Segudang Kebaikan, Ini 7 Khasiat Labu Siam Bagi Kesehatan, Yuk Konsumsi!

4. Zat karsinogen

Bagi sebagian orang, tempat kerja mereka menjadi sumber karsinogen (penyebab kanker), misalnya saja asbestos dan zat buangan diesel.

5. Mutasi gen

Para peneliti terus melakukan riset untuk mengetahui penyebab mutasi sel sehingga berkembang jadi kanker.

Pemahaman yang tepat pada mutasi kanker akan membantu para ahli menemukan terapi dan obat yang tepat pada penyakit ini.

Menurut dr.Elisna Syahruddin Ph.D, SpP(K), memang tidak 100 persen perokok terkena kanker.

Hal ini karena perjalanan penyakit kanker panjang (menahun) sehingga masih ada fase yang bisa dikembalikan menjadi normal.

Jika kemampuan tubuh untuk memperbaiki sel itu bagus, maka sel kanker tidak terbentuk.

"Kemampuan tubuh untuk membunuh sel-sel abnormal itu sangat dipengaruhi oleh nutrisi, daya tahan tubuh, serta co-faktor lain.

Kalau kemampuan selnya bagus, maka selamatlah orang itu dari kanker," kata Elisna dalam sebuah wawancara.

Orang yang berhenti merokok atau menjauhkan diri dari asap rokok akan membantu meningkatkan kemampuan tubuh melawan sel-sel abnormal dalam tubuh.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Merokok, Mengapa Bisa Sakit Kanker Paru?"

Baca Juga: Temukan Benda Kuning Mengambang di Laut, Pria Ini Malah Menghancurkannya, Padahal Harganya Rp457 Juta

Artikel Terkait