Semasa Hidup, Sutopo Purwo Nugroho Pernah Ungkap Suatu Keinginan, 'Kalau Bisa Secepatnya, Mumpung Saya Masih Hidup'

Mentari DP

Penulis

Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia setelah berjuang lawan kanker, ternyata ada keinginan Pak Topo semasa hidup.

Intisari-Online.Com -Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho (49) meninggal dunia di Guangzhou, Cina pada Minggu (7/7/2019).

Menurut kabar duka yang beredar, Sutopo meninggal dunia dini hari pukul 02.20 waktu setempat atau 01.20 WIB, seperti dikutip dari Kompas.com.

Pria yang akrab disapa Pak Topo itu meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker paru-paru yang dideritanya.

Seperti diketahui,Sutopo divonis kanker paru-paru stadium 4B sejak Januari 2018.

Baca Juga: Kepala Pusdatinmas BNPB Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia di Guangzhou Setelah Berjuang Lawan Kanker Paru-paru

Selama menjalani pengobatan kanker paru-paru,Sutopo selalu setia menjalankan tugasnya memberi informasi terkini seputar bencana di Indonesia.

Namun sel kankernya kian menyebar, bahkan menyebar ke organ lain.

Untuk mendapat perawatan maksimal, pada 15 Juni 2019 ia bertolak ke Guangzhou, China.

Bahkan sebelum terbang ke Negeri Tirai Bambu tersebut,Sutopo sempat berpamitan pada warga Indonesia melalui akun instagram pribadinya @sutopopurwo.

Ia juga memohon maaf jika selama menjalani perawatan di Cina tak lagi dapat memberi informasi bencana dengan cepat.

"Hari ini saya ke Guangzho untuk berobat dari kanker paru yang telah menyebar di bsnyak tulang dan organ tubuh lali. Kondisinya sangat menyakitkan sekali."

"Saya mohon doa restu kepada kepada semua netizen dan lainnyanny. Jika ada kesalahan mohon dimaafkan. Sekaligus saya dimaafkan atas kesalahan dan dosa."

"Saya di Guangzho selama 1 bulan. Maaf jik tidak bisa menyampaikan info bencana dengan cepat. Mohon maaf ya"

Baca Juga: Sutopo Sarankan Ibu Ani Makan Buah Naga, yang Punya Manfaat Luar Biasa untuk Ibu Hamil: Dari Cegah Cacat Hingga Bantu Pembentukan Otak

Ternyata semasa hidupnya, Sutopo pernah mengungkap memiliki suatu keinginan.

Melansir Kompas.com, pria kelahiran Boyolali tersebut ingin kisah hidupnya didokumentasikan dalam bentuk buku.

Kala ituSutopo mengatakan tengah mencari penerbit dan penulis yang bersedia menuliskan biografi dirinya.

Menurut Sutopo, perjalanan hidupnya dari kecil yang merupakan orang 'susah' hingga bisa dikenal banyak orang layak diabadikan.

"Dalam perjalanan hidup saya kan, dari kecil lahir miskin, di-bully, sampai sekarang banyak dikenal orang apalagi dalam kondisi saya kena kanker begini, sangat sayang jika tidak terbukukan atau terdokumentasikan," ujar Sutopo seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (5/3/2019).

Sebenarnya ia memiliki keinginan untuk menulis kisah hidupnya sendiri, namun tidak terealisasi karena tidak ada waktu.

"Tetapi saya mau menulis sendiri juga tidak mampu, tidak ada waktu, dengan kondisi sakit ini," akunya.

Selain kisah hidupnya, Sutopo mengatakan bahwa penghargaan yang pernah diraihnya bisa dicantumkan dalam buku.

Melansir Kompas.com, Sutopo telah mendapat sederet penghargaan bergengsi, antara lain Communicator of the Year 2018, The First Responders 2018, Tokoh Komunikasi 2018, Tokoh Teladan Anti-Hoaks Indonesia, IAGI Awards, Outstanding Spokesperson, PNS Inspiratif Terfavorit 2018, dan lainnya.

Sutopo ingin kisahnya didokumentasikan dalam bentuk buku agar bisa menginspirasi dan memberi pelajaran hidup bagi penderita kanker lainnya.

Baca Juga: Perjuangan Sutopo Purwo Nugroho Lawan Kanker dan Skoliosis, Tak Bisa Tidur Hingga Ikut Yoga

"Kalau bisa secepatnya..."

Perihal keinginanSutopo untuk mengangkat kisah hidupnya, ia mengungkap sebenarnya ada penulis yang ingin menulisnya, namun karena beberapa alasan, ia menolaknya.

"Sebelumnya ada yang menawarkan untuk menuliskan kisah hidup saya, tapi ada yang minta tetap saya harus biaya dan sharing. Ya saya nggak mau, saya nggak punya uang," kata Sutopo seperti dikutip dari Kompas.com.

Sehingga ia berinisiatif menawarkan siapa penulis yang berminat untuk kemudian dipilih.

"Oleh karena itu, kemarin saya tawarkan (penulis) siapa saja yang berminat, ternyata banyak yang berminat, bahkan saya list dan saya pastikan saya pilih."

Meski ketika itu Sutopo tak memberi tenggat waktu, ia berharap secepat mungkin ada penulis yang cocok dan dapat menerbitkan buku biografi dirinya.

"Jadi kalau bisa secepatnya, mumpung saya masih hidup, dalam kondisi saya masih lemah dan masih sakit, masih juga harus wawancara dan mengumpulkan bahan."

"Tidak ada batas waktu untuk menuliskan kisah hidup saya," ujarnya.

Sutopo juga mengungkap bersedia menceritakan kisahnya tergantung kemauan penulis yang nanti terpilih.

Ia juga sempat mempersilakan bagi penulisjika ingin melakukan wawancara kepada orangtua atau asistennya.

"Tergantung penulisnya maunya bagaimana, tentu dari penulis ada outline-nya jadi saya ngikutin aja."

"Mau kisah saya dari kecil sampai sekarang atau sejak saya sakit atau bagaimana," ujar Sutopo.

Kini Sutopo, Kepala Pusdatinmas BNPB yang selalu memberi informasi terkait bencana terkini di Indonesia telah berpulang.

Selamat jalan Pak Sutopo.

Baca Juga: Kepala Pusdatinmas BNPB Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia di Guangzhou Setelah Berjuang Lawan Kanker Paru-paru

Artikel Terkait