Penulis
Intisari-Online.com -Demi membiayai kegiatan organisasi termasuk aksi-aksi serangan yang dilakukannya, kelompok terorisJemaah Islamiyah (JI) pimpinanPW alias Abang memiliki bisnis sendiri.
Bisnis yang mereka jalani, menurutKepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, berupaperkebunan sawit.
"Ini sedang dikembangkan, tahapan pembangunan kekuatan ini tentunya harus didukung oleh kemampuan ekonomi," kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2019).
"Mereka sedang mengembangkan basic economy mereka itu dengan beberapa usaha yang mereka bangun yaitu usaha kebun."
Selain untuk membiayai kebutuhan operasional organisasi, dana tersebut dialokasikan sebagai gaji kepada petingginya.
"Masih didalami bahwa pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini juga digaji, gaji besarannya Rp 10 juta-Rp 15 juta (per bulan)," kata Dedi.
Kelompok tersebut juga diketahui membiayai para rekrutan untuk mengikuti latihan militer di negara seperti Suriah.
Dedi mengatakan bahwa mereka telah mengirim rekrutan ke Suriah dalam enam gelombang. Namun, polisi masih mendalami jumlah orang yang dikirim.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap PW dan empat petinggi kelompok JI lainnya.
PW yang merupakan amir atau pimpinan organisasi tersebut ditangkap di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/6/2019).
Polisi juga menangkap istri PW yang berinisial MY dan seorang terduga teroris lain BS, di lokasi dan waktu yang sama.
MY diduga aktif dalam organisasi tersebut. Sementara itu, BS merupakan penghubung antara PW dan para rekrutan kelompok JI.
Baca Juga: 31 Maret 1981, Drama 3 Menit Ketika Pesawat Garuda Indonesia Dibajak 5 Teroris
Pada Minggu (30/6/2019), polisi menangkap A di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Ia merupakan salah satu orang kepercayaan PW yang menggerakkan organisasi JI di Indonesia.
Terakhir, Densus 88 meringkus BT yang merupakan orang kepercayaan PW sekaligus penggerak jaringan JI di Jawa Timur. BT ditangkap di Ponorogo, Jawa Timur.
Kelompok ini diketahui berafiliasi dengan Al Qaeda. Meski belum memiliki rencana serangan, menurut Dedi, kelompok tersebut sedang mengembangkan kekuatan.
Tujuannya membangun khilafah. Densus 88, kata Dedi, masih mendalami lebih jauh kasus ini.
(Devina Halim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kelompok Teroris Ini Punya Bisnis, Petingginya Digaji hingga Rp 15 Juta".