Bak Pahlawan Wanita, Transgender Ini Bantu Polisi Ungkap Perdagangan Manusia

Tatik Ariyani

Penulis

Pria berdandan laiknya wanita dan wanita berdandan laiknya pria, beberapa di antaranya hidup dalam lingkaran perdagangan manusia.

Intisari-online.com - Dalam pandangan umum wanita transgender, mungkin selalu dipandang sebagi bentuk penyimpangan seksual.

Pria berdandan laiknya wanita dan wanita berdandan laiknya pria, beberapa di antaranya hidup dalam lingkaran perdagangan manusia.

Mereka menjual diri untuk memuaskan hasrat seks meski melakukannya dengan sesama jenis.

Namun, hal itu tidak bagi Valerie Rodrigues, seorang mantan pekerja seks asal Brazil yang kini justru mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan para transgender.

Baca Juga: Hanya Karena Gigitan Kutu, Jantung Remaja Ini Terinfeksi dan Membuatnya Meninggal Mendadak

Valerie adalah seorang trangender, yang berusia 39 tahun, bersama polisi dia menyelamatkan para perempuan transgender dari tempat pelacuran.

Sebagai mantan pekerja seks dia tahu betul di mana para pekerja seksual ini kelelahan, dan kelaparan dan terdampar di jalanan mereka hanya dibekali makanan ringan seperti cokelat, roti dan potongan buah.

"Saya memutuskan untuk berbicara pada mereka, untuk membuatnya lebih nyaman," kata Rodrigues kepada Reuters Foundation.

"Aku (berkata) aku bersamamu, aku juga sepertimu, saat itulah perasaan mereka terwakili," sambungnya.

Baca Juga: Masih Jadi Misteri, Inilah 4 Kota Hilang yang Tenggelam Layaknya Atlantis yang Legendaris Itu

Partisipasi Rodrigues adalah upaya dan strategi baru yang diprakarsai oleh jenderal federal & buruh untuk membantu korban perdagangan manusia.

Perempuan transgender kerap kali tidak percaya pada polisi, karena mereka kerap kali terpinggirkan oleh masyarakat.

Banyak yang dipaksa keluar rumah, dan mereka berakhir di rumah bordil dan asrama, kemudian bekerja dalam kondisi seperti budak.

"Jika Rodrigues tidak berada di sana, penyelidikan kriminal akan sama, tetapi kami tidak dapat menyelamatkan para korban," jelas jaksa federal Sabrina Menegario.

Baca Juga: 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

"Bagi saya sangat penting memiliki orang trangender sebagi bagian dari tim," sambungnya.

Diskriminasi atas orang-orang transgender bukan lagi sebuah rahasia di Brazil, mereka didiskriminasi atas sikap sosial dan konservatif di negara bagian.

Berdasarkan pemantauan, setidaknya 167 transgender tewas akibat kekerasan pada tahun 2017.

Rodrigues adalah satu di antara korban tersebut, dia diusir dari rumah keluarganya di Sao Paulo, karena dia menjadi transgender sejak usia 16 tahun.

Baca Juga: Masih Ingat Soal Rumah DP Rp 0? Ini Kabar Terbarunya, Hampir Selesai dan Akan Dibangun di Lokasi Lain

Tanpa pendidikan formal, dia hanya bisa mencari nafkah dengan melacur dan penata rambut sebelum titik balik tahun 2015 datang menghampirinya.

Dia kembali ke pendidikan dengan bantuan yang dijanjikan pemerintah, itu diberlakukan untuk para wanita transgender.

"Kami memiliki kelas dan hak asasi kami sebagai manusia dan memperoleh pendidikan," kata Rodrigues.

Kemudian dia mendirikan badan amal dan membantu para wanita trangender, melarikan diri dari mucikari dan kini namanya diajukan oleh jaksa untuk membantu polisi melakukan operasi penyelamatan.

Artikel Terkait