Penulis
Intisari-Online.com - Lima set action figure Zumi Zola dilelang pemerintah dengan harga mulai Rp45 juta.
Lelang ini diadakan karena berdasar Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, figur aksi koleksi Zumi Zola dibeli dengan uang dari hasil gratifikasi.
Dengan demikian, koleksi figur aksi mantan Gubernur Jambi ini menjadi barang rampasan perkara korupsi.
Barang rampasan perkara korupsi akan dilelang oleh KPK lewat situs lelang.go.id.
Untuk bisa mengikuti program lelang action figure tersebut, peserta harus menyetor jaminan minimal Rp10 juta.
Action figure Zumi Zola sendiri dipesan dari XM Studios di Singapura.
Zumi memesan banyak karakter kenamaan Marvel yang menjadi favorit di pasaran.
Ada 16 tokoh yang dipesan Zumi, yakni Iron Man Hulk Buster, Venom, Cable, Quicksilver, Lizard, Electro, Vulture, King Pin, Iron Fist, Black Panther, Witch Blade, Mary Jane Spiderman, Darth Maul, Yoda Luke, dan Cat Woman.
Jika dirupiahkan, semua action figure yang dilelang mencapai harga Rp45,082 juta rupiah.
Untuk orang yang tak menggemari action figure, angka ini mungkin terlihat fantastis.
Namun bagi para penyuka, kolektor, dan pebisnis action figure, jumlah tersebut bukanlah hal asing.
Jika pandai bermain di industri ini, para pelaku bisa meraup miliaran rupiah.
Fenomena bisnis ini bahkan bermula sejak 1964, saat tiga bersaudara Hassenfield di Amerika mulai membuat mainan yang merupa karakter dokter dan perawat.
Karena Anak Laki-Laki Gengsi Main Boneka
Kemudian pada 1964, Stan Weston menjual konsep action figure pertama pada Donald Levine, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Hasbro.
Konsep tersebut disebut G.I.Joe, istilah urban untuk memanggil tentara Amerika Serikat.
Hasbro pun membuat empat tokoh yang mewakili kelompok militer AS.
- Rocky mewakili angkatan darat dan marinir.
- Skip mewakili angkatan laut.
- Ace mewakili angkatan udara.
Karakter ini laris manis di pasaran saat rilis pada 1964.
Baca Juga: Ibunya Lengah, Anak 7 Tahun Ini Beli Mainan Seharga Rp141 Juta dengan Kartu Kredit Ibunya
Para pembelinya menyukai bentuknya yang mirip asli dan punya 19 titik sendi yang dapat digerakkan.
Di samping itu, action figure dipasarkan dengan karakter maskulin yang disukai anak laki-laki.
Trik pemasaran ini jitu merespons preferensi anak laki-laki yang dari dulu hingga kini gengsi bermain boneka.
Karena itu pula, Hasbro menyebut produk mereka sebagai ‘action figure’ dan melarang penggunaan istilah ‘boneka’, yang dipakai orang hingga hari ini.
Laku di Kalangan Dewasa
Namun, bermain action figure tak lagi hanya dimonopoli anak laki-laki.
Banyak orang dewasa pun menggemari asyiknya mengoleksi mainan ini.
Fiqry Azhari (31), contohnya. Sejak 1995, ia mengoleksi Gundam Plactic Model (Gunpla).
Gunpla adalah plastik model Kit Gundam yang diadaptasi dari anime berjudul Mobile Suit Gundam.
Film popuiler ini dibuat oleh Hajime Yatake dan Yoshiyuki Tomino , dan diproduksi oleh Sunrise Inc.
Bapak dua anak ini juga mengoleksi pelbagai action figure dari film X-men dan Power Ranger.
“Berawal dari menonton seri televisi pada waktu kecil, lalu tertarik untuk mengoleksi mainannya,” ujar karyawan swasta di Jakarta ini.
Menurut Fiqry, saat ini mainan sudah tidak dapat diidentikan lagi dengan dunia anak-anak.
Meskipun stigma tersebut masih melekat di mata awam, tapi mainan yang ada saat ini memiliki harga yang perlu merogoh kocek dalam-dalam.
Terlebih lagi, terdapat beberapa jenis mainan yang justru cocok diperuntukan oleh orang dewasa.
Baca Juga: Tips Memilih Mainan Anak yang Aman
Usut punya usut, komponen-komponen yang ada di dalamnya dapat membahayakan anak-anak bila tertusuk atau tertelan.
Belum lagi merakit komponennya yang terbilang sulit., membutuhkan ketelitian dan kesabaran, seperti merakit Gunpla.
Makanya, tak heran kalau kini banyak mainan yang dilabeli “17+” pada kemasannya, alias 17 tahun ke atas.
Menabung untuk Membeli Action Figure
Lain Fiqry, lain pula Galan Riverda (31).
Sewaktu kecil, Karyawan swasta di Jakarta ini sudah berangan-angan untuk memiliki dan memajang mobil diecast di rumahnya.
Diecast merupakan miniatur kendaraan yang dibuat dengan metode die-casting.
Tekniknya yakni meleburkan logam dan menuangkannya dalam cetakan.
Saat itu Galan memiliki satu mobil diecast skala 1:18 Dodge Viper dari merk Bbrago.
Detail dari mainan itu menurutnya memiliki kemiripan dengan mobil aslinya.
Namun, karena keterbatasan dana untuk membeli sendiri, ia mesti menunda untuk mengumpulkan mainan jenis tersebut.
Nah, sejak satu setengah tahun lalu, Galan kini telah mengoleksi berbagai diecast merk Tomica dengan skala 1:64.
Totalnya kurang lebih 50 buah, termasuk Bbrugo.
Menurutnya, Tomica memiliki keunikan tersendiri dari diecast lainnya.
Mobil-mobilan ini punya suspensi pada tiap roda, pintu dan kap mesin yang bisa dibuka, hingga detail yang menyerupai mobil aslinya.
“Untuk tipe tertentu terkadang memiliki kisaran harga yang yang tidak terjangkau oleh sebagian besar anak-anak,” jelas Galan.
Perempuan juga kolektor
Kaum Hawa pun tak mau kalah.
Ivonny Liem (32) contohnya, mengoleksi mainan yang terbilang manly, yakni Action Figure seperti Iron Man, Captain America, Hulk, hingga Thor.
Ibu satu anak ini lebih menyukai action figure dari film Marvel dibandingkan dengan jenis lainnya.
Baca Juga: Kisah Hafidh, Anak Yatim yang Ibunya Berjualan Mainan Tapi Bisa Raih Nilai UNBK Rata-rata 100
Waktu itu lagi jalan-jalan, tidak sengaja melihat display action figure, dari situ saya tertarik karena bagus banget seperti asli,” ceritanya.
Usut punya usut, mainan yang dilihatnya kala itu adalah action figure keluaran Hot Toys Limited, produsen mainan asal Hong Kong.
Hot Toys sendiri merupakan produsen mainan yang paling mendominasi dalam jenis action figure.
Sebab ia memiliki detail yang cukup akurat, mirip tokoh aslinya di dalam film.
Contohnya detail kepala yang akurat, detail kostum yang tinggi, bola mata yang bisa digerakkan, hingga memiliki lebih dari 30 sendi tubuh.
Saking bagus kualitasnya, mainan jenis action figure keluaran Hot Toys memiliki harga yang premium.
Berkisar dari Rp1 juta-10 juta, bahkan ada yang mencapai puluhan juta rupiah.
Hal itu tergantung dari skala, detail anggota tubuh, aksesoris, dan langka atau tidaknya mainan tersebut.
Nah, harga mainan-mainan inilah yang kerap memunculkan komentar-komentar dari pasangan.
Memang tak heran, pasalnya untuk memiliki mainan tersebut kita perlu mengeluarkan uang yang tak sedikit.
Bukan hanya action figure saja, diecast serta gunpla yang dikoleksi Galan dan Fiqry juga memiliki harga yang relatif mahal.
Namun, Ivon cukup beruntung, sebab sang suami justru mendukung hobi yang dimilikinya meski terbilang mahal.
“Malah dia (suami) sering belikan, kadang saya nitip carikan mainan yang susah di dapat di sini,” ungkapnya. (Ilham Pradipta P.)
Artikel ini telah terbit di Majalah Intisari dengan judul "Mainan Orang Tua yang Tidak Main-Main".
Baca Juga: Yuk, Awali Tahun 2019 Dengan Bermain Permainan Psikologi Berikut, Bisa Ungkap Kepribadian!