Ayah Dewi Perssik Meninggal Karena Diabetes: Bisakah Diabetes Pengaruhi Penyebaran Kanker?

Mentari DP

Penulis

Penderita diabetes cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi medis tambahan tertentu. Bagaimana lebih lengkapnya?

Intisari-Online.com - Ayah Dewi Perssik, telah cukup lama berjuang melawan penyakit diabetes.

Hingga kemarin, Minggu (9/6/2019), ayah penyanyi dangdut itu, Mochammad Aidil akhirnya tutup usia dengan tenang.

Ayah Dewi Perssik yang meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam, Jakarta tersebut diketahui juga mengalami komplikasi dari diabetes yang dideritanya berupa ginjal dan paru-paru.

Diabetes sendiri biasanya ditandai dengan kondisi tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah.

Baca Juga: Sarapan dengan Ubi Jalar Setiap Pagi, Inilah Hal Ajaib yang Akan Terjadi Pada Tubuh Anda

Cara terbaik untuk mengetahuinya tentu saja melalui cek gula darah di laboratorium.

Penderita diabetes cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi medis tambahan tertentu, termasuk masalah penglihatan, penyakit jantung, dan masalah kardiovaskular lainnya.

Dilansir dari Medical News Today, sekarang ada bukti yang menunjukkan bahwa diabetes dapat meningkatkan risiko tumor bermetastasis- atau menyebar- pada kanker.

Baru-baru ini, tim peneliti dari Cornell University di Ithaca, NY, telah mengeksplorasi mekanisme potensial yang mendasari hubungan antara diabetes dan kanker metastasis.

Baca Juga: Tanpa Merapalkan Ilmu Kebal, Satu Keluarga Ini Tak Bisa Merasakan Sakit pada Tubuhnya

"Kanker dan diabetes adalah dua masalah kesehatan terburuk, dan ada hubungan di antara keduanya," kata penulis studi Prof. Mingming Wu.

"Untuk kanker, setengah dari ceritanya masih dalam genetika. Baru-baru ini kami menyadari ada separuh lagi yang kami lewatkan, yaitu lingkungan mikro," tambah Prof. Wu.

Dengan kata lain, pertumbuhan dan penyebaran kanker mungkin sangat tergantung pada lingkungan biologis yang mengelilinginya, dan diabetes, para peneliti percaya, dapat meningkatkan sel-sel kanker untuk bergerak.

Metastasis - atau penyebaran kanker - terjadi ketika sel-sel kanker dapat "melakukan perjalanan" dari lokasi tumor primer menuju bagian tubuh yang lain, yang pada akhirnya memunculkan tumor baru.

Untuk mendapatkan dari lokasi tumor primer ke tempat lain di tubuh, sel kanker harus menavigasi matriks ekstraseluler, jaringan yang menyediakan dukungan dan struktur ke sel-sel tubuh.

Berbagai jenis makromolekul, yang meliputi kolagen dan glikoprotein, membentuk matriks ini.

"Penderita diabetes memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi, yang mengarah pada glikasi dan mengubah struktur kolagen di jaringan mereka," jelas penulis utama studi itu, Young Joon Suh.

Eksperimen mereka mengungkapkan bahwa sel-sel telah meningkatkan motilitas.

Itu artinya, mereka dapat bergerak dengan kecepatan yang lebih cepat, dan juga untuk "melakukan perjalanan" lebih jauh dari tempat semula, menuju ke tempat dengan lingkungan yang mengandung kadar glikasi tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa ondisi yang diciptakan diabetes dalam tubuh memang dapat meningkatkan risiko seseorang metastasis jika mereka menderita kanker.

Baca Juga: Pernah 'Menguasai' Bumi, Kucing Purba Bertaring Pedang Bisa Lakukan Hal Mengerikan Ini pada Tengkorak Lawannya

Artikel Terkait