"Kalau wasiatnya saat masih gerah di rumah sakit, mbah Arjo minta agat saat mayatnya diangkat dari rumah duka, untuk dibawa ke makam, agar dibunyikan petasan dua. Itu juga kami turuti," kata Widodo, Kades Gadungan.
Tak hanya itu, mbah Arjo juga berwasiat, agar saat jasadnya dimasukkan liang lahat, juga disambut dengan dua suara petasan.
"Semua wasiatnya, sudah kami realisasikan semua. Sebab, beliau itu orang baik, sabar dan sesepuh kita. Hidupnya hanya menjalani kesabaran dengan tinggal jauh dari keramaian," ungkapnya.
Menurut Widodo, mbah Arjo itu orang tertua di Indonesia. Berdasarkan catatan di buku desa, mbah Arjo tercatat lahir pada 1825.
Sebelum tinggal di lereng Gunung Kelud, tepatnya di Gunung Gedang, mbah Arjo menjadi oengembara.
Ia baru tinggal di tengah hutan, atau di lereng Gunung Kelud dan membuat rumah sederhana pada tahun 1990-an.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia tak bingung karena mendapatkan gaji dari pemerintah sebagai juru kunci Candi Branjang, yang berada satu komplek dengan tempat tinggalnya.
Candi itu merupakan penemuan mbah Arjo dan dia diangkat sebagai juru kunci.
Baca Juga: Manusia Tertua di Dunia Ternyata Berasal dari Indonesia!