Penulis
Intisari-online.com - Seperti yang diketahui rokok konvesional dibedakan menjadi dua jenis yaitu rokok filter dan rokok kretek.
Rokok filter merupakan rokok dengan busa pada ujung yang dihisapnya, sedangkan rokok kretek tidak memiliki busa dan langung dihisap pada bagian tembakaunya.
Lantas apa perbedaan dan bahaya yang ditimbulkan dari kedua jenis rokok ini?
Menurut Daily Mirror, ilmuwan menemukan bahwa merokok tanpa filter memiliki risiko dua kali lipat lebih berbahaya.
Ini juga meningkatkan risiko penyakit fatal hampir sepertiga, kata ilmuwan.
Perokok kretek juga lebih kecil kemungkinan untuk berhenti merokok daripada mereka yang merokok dengan rokok filter.
Lebih dari 50.000 peserta mengambil bagian dalam studi inovatif di Medical University of South Carolina.
Dr Nina Thomas, seorang spesialis paru-paru yang memimpin penelitaian ini mengatakan, "Perokok kretek memiliki kemungkinan 40 persen lebih besar terserang kanker paru-paru."
"Hampir dua kali lebih mungkin meninggal, dan 30 persen lebbih akan ketergantungan pada nikotin lebih berat dibanding perokok filter," jelasnya.
Meski demikian, tak ada perbedaan dalam insiden yang menyebabkan kanker, paru-paru atau semua penyakit yang menyebabkan kematian bisa berasal dari perokok biasa, ringan, atau ultralight.
"Namun sementara perokok ringan, memiliki ketergantungan lebih rendah, mereka akan cenderung berhenti merokok," kata peneliti.
"Tidak ada perbedaan dalam hasil apapun jika membandingkan perokok, rasa maupun tanpa rasa," jelasnya.
Rokok dengan rasa mentol pada filter misalnya diasosiasikan memiliki risiko kesehatan yang sama dengan perokok tanpa rasa.
Sejak 1950-an, beberapa perubahan rokok termasuk penambahan filter dan mentol memang menurunkan kadar tar.
Ini adalah bentuk tanggapan atas kekhawatiran publik tentang risiko kesehatan.
Meskipun ada perubahan, merokok tetap menyebabkan 90% kanker, paru-paru, dan penyebab utama kematian akibat kanker.
Baca Juga: Sering Menghisap Asap Rokok, Bayi 2 Bulan Ini Mengalami Infeksi Paru-paru Hingga Muntah Darah
Sementara itu di tengah ketakutan masyarakat, rokok elektrik menawarkan solusi lain yang diklaim lebih aman.
Peneliti menunjukkan tidak ada perbedaan dalam kasus klinis, dengan perokok biasa.