Find Us On Social Media :

Benarkah Rupiah Melemah karena Kerusuhan? Sri Mulyani Berikan Penjelasan

By Tatik Ariyani, Kamis, 23 Mei 2019 | 11:00 WIB

Massa terlibat bentrok dengan petugas kepolisian di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Bentrokan antara polisi dan massa terjadi dari dini hari hingga pagi hari.

Intisari-Online.com - 22 Mei lalu terjadi kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta sebagai buntut dari aksi penolakan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Akibat kerusuhan tersebut, selain menimbulkan kerusakan sejumlah fasilitas publik juga berdampak terhadap kegiatan ekonomi Jakarta.

Namun, benarkah salah satu dampak dari kerusuhan ini adalah melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS?

Hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali melemah hingga menembus level Rp 14.500 per dollar AS.

Baca Juga: Jika Ada Riwayat Keluarga dengan Penyakit Jantung, Lakukan Gaya Hidup Berikut!

Di pasar spot Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 14.525 per dollar AS, melemah 45 poin atau 0,31 persen jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Selasa yang berada di posisi Rp 14.480 (22/5/2019).

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, kerusuhan atau keamanan bukan satu-satunya faktor pelemahan rupiah. Namun ada beberapa faktor lainnya yang berperan.

"Tentu kita berharap tidak merupakan single factor seperti itu. Karena suasana saat ini di lingkungan global (juga berpengaruh)," kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (22/5/2019).

Sri Mulyani menjelaskan, saat ini juga terjadi kondisi yang kurang kondusif di global.

Baca Juga: Tertua di Permukaan Bumi, Jamur yang Ditemukan Ilmuwan Ini Berumur Satu Miliar Tahun