'Warga Ditantangin Keluar Hingga Mobil Sudah Terbakar', Pengakuan Warga Korban Massa 22 Mei

Mentari DP

Penulis

Namun, siatuasinya belum berakhir 22 Mei situasi memanas, massa melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu.

Intisari-online.com - Pada 21 Mei 2019, KPU resmi mengumumkan hasil pemilu serentak yang diselenggarakan (17/4/2019), di seluruh Indonesia.

Hasilnya Jokowi kembali terpilih setelah menang dengan hasil 55% suara mengalahkan Prabowo Subianto dengan suara 44%.

Namun, siatuasinya belum berakhir 22 Mei situasi memanas, massa melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu.

Imbasnya beberapa warga menjadi korban, dalam aksi tersebut, polisi menduga ada unsur provokasi yang membuat situasi semakin memanas.

Baca Juga: Buku Nikah Mantan Pacar Billy Syahputra Asli: Ini Cara Bedakan Buku Nikah Asli dan Palsu, yang Asli Punya 7 Lapis Pengamanan!

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menduga hingga malam tadi tercatat 1.300 warga luar Jakarta memasuki ibukota.

"Polri sudah mengidentifikasi bahwa pelaku provokator pertama warga dari luar Jakarta," katanya.

Selain itu, dampak dari aksi 22 Mei yang berakhir dengan kericuhan tersebut juga dirasakan oleh warga sekitar bernama Dharma.

Melansir Kompas.com Rabu (22/5/2019), Dharma mengaku mobilnya Sigra 2017 miliknya menjadi salah satu korban dalam aksi tersebut.

Baca Juga: 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Dalam keterangannya, Dharma menjelaskan sekitar pukul 02.00 dia mendengar teriakan dari sejumlah orang di luar rumahnya.

Dia mengaku melihat pembakaran ban di depan markas FPI.

"Saya curiga mobil saya juga kena. Ternyata benar, pas keluar mobil sudah terbakar," katanya dikutip dari Kompas.com.

Dia terkejut ketika mendapati masa melempari bom molotov, yang menyebabkan belasan mobil terbakar.

Selain Dharma yang shok setelah mengetahui mobilnya menjadi korban, dia juga mendengar suara massa yang menggedor pagar dan meminta warga untuk keluar rumah.

"Warga ditantangin keluar. Kami enggak mau, tetap di dalam rumah dan mengamankan diri," ujar Dharma.

Selain, Dharma warga lain Eko juga mengatakan bahwa warga juga diteriaki oleh orang-orang dari luar rumahnya.

Eko mengatakan, "Ratusan ada kali, kami dipaksa keluar, dan diteriaki macam-macam."

Suasanya memanas berlangsung hingga pukul 04.00, namun beberapa massa ditarik mundur oleh kepolisian.

Juga, beberapa kali bom molotov dilemparkan oleh massa hingga pukul 07.00.

Situasi terus memanas, polisi terus melakukan upaya untuk meredam massa dengan melepaskan gas air mata.

Baca Juga: Usai Dilantik Jadi Presiden, 'Komedian' yang Menang Pemilu Ini Langsung Bubarkan Parlemen Negara

Artikel Terkait