Find Us On Social Media :

Kisah Adik Pramoedya Ananta Toer: Bergelar Doktor dan Jago 4 Bahasa Tapi Sekarang Jadi Pemulung

By Ade S, Sabtu, 18 Mei 2019 | 07:39 WIB

Soesilo Toer

Sus juga mahasiswa BI jurusan ekonomi yang beralih menjadi IKIP di Jakarta Selatan.‎

Dia lolos tanpa tes di bangku kuliah itu karena tertolong dengan predikat nilainya yang memuaskan hasil menempa pendidikan menengah atas di Jakarta.

Nilai semua mata pelajaran di atas rata-rata. Nilai ekonominya 10.

Namun, perjalanan di kedua kampus itu terhenti di tengah jalan karena biaya kuliah terlalu ‎tinggi baginya.

Soes pun akhirnya menyelesaikan pendidikan diplomanya di‎ ‎Akademi Keuangan Bogor yang berada di bawah Badan Pengawas Keuangan (BPK). ‎

Saat menjadi mahasiswa, untuk menunjang hidup Soes bekerja di sebuah perusahaan penerbitan.‎ Gaji Soes tidak besar, status pekerjaannya pun tidak tetap.‎

Sejatinya, pekerjaan itu hanya sampingan. Tiang utamanya adalah dana keluarga. Uang keluarga diputarnya di sejumlah pedagang kecil yang membutuhkan modal dadakan. Dari pinjaman itu, bunga yang didapatkan digunakan untuk menyokong biaya sekolah dan hidup sehari-hari.‎

"Hidup waktu itu demikian susah dan keras. Uang saku dari Mas Pram sangat minim. Sampai kini, kalau teringat terkadang miris sendiri. Kasihan terhadap kemiskinan bangsa sendiri. Mengapa aku harus begitu kejam mencari sesuap nasi. Aku tahu itu tidak halal, tapi kalau sok-sokan berperikemanusiaan, hadiahnya lapar dan bencana bagiku," ungkap anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Mastoer dan Siti Saidah itu.‎

Baca Juga: 92 Tahun Pramoedya Ananta Toer: Kisah Babe, Sang Penyelamat Karya-karya Pram di Pulau Buru