Penulis
Intisari-Online.Com -Bergerombol di jalanan, memakai kaos nuansa hitam, serta dandanan yang 'menyeramkan'.
Komunitas punk dan anak jalanan, potret yang selalu dianggap mengganggu ketertiban dan meresahkan masyarakat.
Kehidupan mereka kerap identik dengan kata 'liar' dan 'tak tahu aturan'.
Namun, apa jadinya jika mereka ternyata juga merindukan untuk kembali ke jalan yang benar?
Baca Juga: Demi Kedamaian dan Surga, Sekelompok Punk Sengaja Suntikkan Virus HIV ke Tubuh Sendiri
Hal inilah yang terjadi pada sejumlah anak jalanan, anak tidak mampu, dan komunitas punk di Depok.
Saat ditemui Kompas.com, mereka tengah mengaji di Mushala Al Barkah, Kembang Lio, Depok dibimbing relawan Senter Terminal (Senter).
Mereka tampak melantunkan ayat demi ayat Al Quran dengan fasih dan merdu.
Permukiman yang kumuh dan berdebu itu tak mengurangi semangat mereka untuk memahami keyakinan yang dianutnya.
Kesehariananak- anak punkyang lekat dengan narkoba, tindak kriminal, dan kehidupan bebas di jalanan membuat hati mereka kosong dengan keimanan.
Untuk itulah, Wawan dan Komunitas Senter yang ia dirikan berperan dalam membantu anak-anak jalanan beserta anak punk yang ingin lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Wawan mengaku memerlukan strategi tersendiri agar anak-anak punk itu mau datang berkumpul dan akhirnya belajar agama.
Baca Juga: Tasawuf Underground, saat Anak Punk Belajar Mengaji, Tanpa Harus Buru-buru Mengubah 'Identitasnya'
Ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa merangkul mereka yang tersisih dari masyarakat.
Sama seperti manusia pada umumnya, anak-anak punk itu juga haus akan ilmu agama dan ingin mengubah dirinya agar lebih baik.
Tak heran, Wawan menjadikan mereka sebagai ladang dakwah yang perlu dibimbing secara perlahan.
“Pertama saya pakai metode sebar beras. Jadi saya carter gerobak bakso dan saya panggil anak-anak itu. Terus mereka ngumpul di kelas dan saya dipanggil ustaz. Nah mulailah mereka dikenalkan dengan agama perlahan-lahan,” ucap Wawan sambil tersenyum.
Kesehariannya hidup di jalan membuat anak-anak tersebut sulit mengalami perubahan ke jalan yang benar. Mereka kerap tak acuh pada Wawan yang mengajari mereka mengaji.
“Yah namanya anak jalanan. Pas di kelas ada yang tiduran ada yang sambil ngelakuin apa saja, tetapi saya bilang ke ustaznya ini jihad kita dan Alhamdulillah dimengerti,” cerita Wawan.
Lambat laun, anak-anak jalanan itu menjadi terbiasa berkumpul dan belajar agama.Hingga akhirnya, mereka punya kesadaran sendiri untuk datang mengaji.
Baca Juga: Pussy Riot yang Menerobos Masuk Lapangan saat Final Piala Dunia Bukan Kelompok Punk Sembarangan
Komunitas Senter berdiri pada 2010 hingga akhirnya aktivitas positif ini terus menerus dilakukan. Namun, ada tahun 2014-2015 terjadi suatu kendala hingga akhirnya kegiatan ini sempat berhenti dan anak-anak jalanan itu harus kembali hidup di jalan.
Seiring berjalannya waktu, anak-anak punk ini rindu untuk belajar agama lagi dan meminta Wawan untuk mengajarkannya kembali mengaji.
"Mereka meminta saya untuk kembali mengaktifkan pengajian dan dengan bismillah kami jalan lagi sampai sekarang,” ucap dia.
Aktivitas mengaji Komunitas Senter ini mulanya digelar pada Kamis malam di Masjid Sekolah Terminal (Master) Depok.Namun kini, pengajian digelar pada Jumat malam.
“Jadi mereka sama-sama membaca Al Quran dengan dibimbing oleh relawan kami. Alhamdulillah ada beberapa relawan yang dengan sukarela mau berbagi ilmu dengan teman-teman disini,” ucap dia.
Buat ibu bangga Wawan berharap, pengajian ini dapat mengubah pandangan masyarakat tentang anak punk yang menyeramkan dan cenderung kriminal.
“Ini yang kami ingin ubah mengenai stigma negatif anak punk. Kalau kita sudah bergaul dengan mereka kita bisa mendapatkan nilai positifnya di mana solidaritas mereka sangat kental dan bisa bertahan hidup dengan kondisi apa pun itu," kata dia.
Edo, salah satu anak punk yang ikut mengaji, mengakui bahwa hidupnya kini lebih tenang dan nyaman setelah mengenal Al Quran.
"Pertama kali baca Al Quran lagi ada rasa sedih. Saya menyesal kenapa dulu saya tinggalkan Al Quran,” kata dia sambil berkaca-kaca.
Anak punk asal Padang yang datang ke Depok 10 tahun lalu ini mengaku pernah menghafal empat juz dalam Al Quran.Bahkan, dulu dia sering mengajarkan keluarganya untuk membaca Al Quran.
Edo berharap, dengan ia hijrah, dapat membawa keberkahan dan ketenangan baginya dan keluarga kecilnya.
"Saya ingin ibu bangga memiliki anak seperti saya, tidak banyak yang dapat dibanggakan dari saya. Saya tobat semoga ibu saya senang di sana," ucap dia.(Cynthia Lova)Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judulCerita Anak Punk yang Berusaha Menemukan Jalan Hidup Lebih Baik