Find Us On Social Media :

Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Ini Keinginan Sederhana 3 Anak Surhaya di Bulan Ramadan yang Belum Terkabul

By Nieko Octavi Septiana, Selasa, 14 Mei 2019 | 04:30 WIB

 

Intisari-Online.Com - Bulan Ramadan menjadi momen yang membahagiakan.

Memiliki waktu lebih banyak untuk keluarga untuk ibadah ataupun buka puasa dan sahur bersama.

Setelah berpuasa dari subuh hingga magrib di bulan Ramadan, menyantap hidangan yang diinginkan merupakan hal sederhana yang bisa membuat bibir tersenyum lebar.

Namun ternyata tak semua orang bisa merasakan kegembiraan sederhana tersebut.

Baca Juga : Lebih Romantis dari Film Dilan, Kisah Istri yang Setia Rawat Suami Lumpuh Ini Bikin Orang-orang Tersentuh

Seperti yang dialami oleh keluarga Surhaya Musa dan suaminya, Amran Roseh.

Bersama ketiga anaknya, keluarga asal Kampung Lepan Jaya, Gua Musang, Kelantan, Malaysia ini hidup serba kekurangan. 

Bagaimana tidak, selain tinggal di rumah tak layak huni, keluarga beranggotakan lima orang tersebut hanya bisa makan nasi dengan lauk ikan kering sepanjang hari.

Dikutip dari Grid.ID yang melansir Kosmo.com pada Senin (13/5/2019), Surhaya, Amran dan ketiga anaknya itu sudah dua belas tahun menjalani kehidupan tersebut.

Masalah keuangan disebut Surhaya sebagai penyebab sulitnya kehidupan mereka.

Sedihnya, Surhaya bahkan tidak mampu mengabulkan keinginan ketiga anaknya menyantap ayam goreng untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Ketika libur sekolah tiba, ketiga anaknya Muhammad Faris Hakim (12), Nur Alisha Qaisara (7), dan Muhammad Ammar Hakim (5) akan memancing ikan di sungai.

Baca Juga : 'Dulu Kalau Ada yang Kehilangan, Kami Sekeluargalah yang Dituduh Mencuri'

Ikan yang didapat itu akan dijadikan lauk untuk berbuka puasa dan sahur.

Amran sang suami hanya bekerja sebagai buruh lepas di kampung dengan penghasilan tak menentu.

Uang yang dihasilkan Amran hanya berkisar 300 Ringgit Malaysia atau setara dengan Rp1 juta.

Tentunya penghasilan Amran itu tidak dapat mencukupi kebutuhan mereka berlima selama satu bulan.

Sementara Surhaya tidak bisa bekerja lantaran dirinya mengidap asma dan sawan atau lebih dikenal dengan istilah epilepsi.

Rumah yang saat ini ditinggali rupanya dibangun sendiri oleh Amran menggunakan kayu tidak terpakai yang ia temukan di atas lahan milik mertuanya.

Menurut Surhaya, jika datang musim hujan, mereka terpaksa mengungsi.

Pasalnya, tempias air hujan akan masuk ke dalam rumah melalui celah atap maupun dinding dan membuat semuanya basah.

"Setiap kali hujan kami terpaksa berpindah tempat tidur karena air hujan masuk di seluruh bagian rumah yang sempit dan hampir runtuh," ujarnya.

Sebenarnya Surhaya sudah pernah mencoba minta bantuan untuk rumah yang lebih layak pada pemerintah setempat.

Sayangnya, hal itu tidak pernah membuahkan hasil. (Ine Yulita Sari)

 

Artikel ini telah tayang di Tinggal di Tempat Tak Layak Huni, Ini Cita-cita Ketiga Anak Surhaya yang Ingin Dikabulkan

Baca Juga : Berjalan Sejauh 4 Km Dengan Satu Kaki untuk Sekolah, Siswi Ini Berhasil Lulus Sekolah