Penulis
Intisari-Online.com – Pada hari ini, Minggu (28/4/2019), Nikita Mirzani melahirkan seorang bayi laki-laki dengan selamat.
Kabar kelahiran anak ketigaNikitaMirzaniini disampaikan Fitri Salhuteru melalui unggahan dalam akun story pribadinya.
Menurut Fitri Salhuteru, Nikita melahirkan bayi laki-lakinya tersebut tepat pada pukul 07.01 WIB.
Bayi tersebut lahir dalam keadaan sehat dan memiliki berat 2,3 kg dengan panjang 46 cm.
Baca Juga : Sering Bawa Ponsel Saat Tidur? Awas, Ini 3 Masalah Kesehatan yang Bisa Kita Alami
Seperti yang kita tahu juga, proses melahirkan ada proses hidup dan mati bagi seorang ibu.
Sebab, ketika ia melahirkan seorang bayi ke dunia ini, maka ia mempertaruhkan nyawanya sendiri.
Walau begitu ‘menyeramkan’, namun tetap banyak ibu yang mau memiliki banyak anak.
Untuk Nikita sendiri, ini adalah hamil dan melahirkan anak ketiganya.
Lantas, adakah batasan untuk bisa berapa kali hamil dan melahirkan?
Dikutip dari artikel kompas.com pada tahun 2012, wanita hanya bisa hamil dalam jumlah terbatas.
Hal ini karena pada dasarnya, proses kehamilan hanya bisa terjadi jika ada pembuahan dan pembuahan tersebut memerlukan sel telur dan sperma.
Diketahui, sel telur ini biasanya akan luruh saat menstruasi yang mulaidi masa pubertas (biasanya mulai usia 12 tahun ke atas) dan hal ini akan berlangsung hingga seluruh sel telur habis (masuk pada masa menopause).
Karenanya, berapa kali hamil dan melahirkan akan ditentukan oleh masih ada tidaknya sel telur dari rahim wanita.
Dasarnya, wanita bisa hamil, lalu melahirkan sebanyak mungkin. Selama masih ada sel telur, dan disertai dengan kondisi kesehatan yang memadai.
Masalahnya kondisi setiap wanita berbeda-beda. Sebab, ada risiko yang didapat wanita jika ia hamil dan melahirkan berkali-kali.
Risiko ini tidak hanya untuk sang wanita, melainkan juga si bayi.
Baca Juga : Studi: Anak-anak yang Terlahir dari Wanita Usia 35 Tahun ke Atas Justru Lebih Baik
Berikut ini 3 risiko kesehatan yang bisa didapat jika hamil dan melahirkan anak yang banyak.
1. Preeklampsia
Preeklampsia terjadi jika aliran darah melalui plasenta terganggu, sehingga bayi bisa kekurangan oksigen dan nutrisi.
Efeknya bisamenghambat pertumbuhan janin secara normal dan bisa mengancam kelangsungan hidup janin sendiri.
Salah satu faktor risikonya adalah kehamilan dan kelahiran yang jaraknya kurang dari 2 tahun.
2. Prolaps uteri
Prolaps uteri atau yang biasa disebut ‘turun peranakan’, adalah sebuah kondisi turunnya rahim ke liang vagina.
Biasanya ada tingkatannya, darigrade1 sampai dengan 4. Kalau sudahgrade4 maka uterus (rahim) sudah keluar dari liang vagina.
Faktor risikonya adalah karena banyaknya anak, jenis persalinan, besarnya bobot bayi yang dilahirkan dan kelainan kolagen.
Baca Juga : Studi: Ingin Cepat Punya Anak? Cobalah Berhubungan Intim Dua Kali Dalam Sejam!
3. Plasenta pravia
Plasenta previaadalah kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta menutupi mulut rahim.
Plasenta atau ari-ari akan terbentuk dan menempel pada dinding rahim saat seorang wanita hamil.
Faktor ini terjadi ketika Anda hamil dan melahirkan berkali-kali.
Semakin banyak Anda hamil dan melahirkan, semakin sulit pula proses kehamilan menemukan tempat untuk pembuahan.
Sulit membesarkan anak dalam jumlah banyak
Dulu ada pepatah yang mengatakan ‘banyak anak, banyak rezeki’. Ada yang percaya dan ada juga yang tidak.
Namun mari kita realistis, hamil, melahirkan, dan membesarkan anak sekian banyak pada zaman sekarang, butuh dana serta tanggung jawab yang besar.
Sebab, orangtua wajib menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Dari gizi hingga pendidikan.
Terakhir, jika sebuah keluarga mempunyai jumlah anak yang banyak, maka mereka juga butuh pembagian waktu, perhatian, serta biaya yang harus dipersiapkan secara matang.
Baca Juga : Tak Hanya Hidung, Ternyata Lidah Kita Juga Bisa Mencium Bau Lho