Penulis
Intisari-Online.com – Pembahasan mengenai kanker masih membuat kita takut.
Sebab, kita semua tahu bahwa penyakit kanker merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia dan kita berharap untuk tidak mengalaminya.
Oleh karenanya, kita berlomba-lomba untuk hidup sehat, rutin berolahraga, dan mengonsumsi makanan sehat.
Namun nyatanya, terkadang kita lupa bahwa ada kebiasaan-kebiasaan lain yang meningkatkan risiko kanker terhadap diri kita.
Baca Juga : Ibu Ini Koma Selama 27 Tahun dan Ketika Bisa Bicara, Nama Anaknya yang Pertama Ia Ucapkan
Salah satunya adalah penggunakan obat anti nyamuk.
Obatanti nyamuk dengan penggunaan disemprot, dibakar, dipanaskan (dengan listrik), maupun yang dioleskan ke tubuh semuanya tak menjamin keamanan bagi kesehatan manusia, apalagi pada anak dan bayi.
Mengapa tidak aman?
Dilansir dari health.grid.id pada Rabu (24/4/2019), karenaobat anti nyamuk terbuat dari bahan kimia sintetik.
Seperti senyawa kimia organofosfat dan karbamat, yang termasuk dalam golongan pestisida.
Baca Juga : Kisah Sara Hinesley, Lahir Tanpa Tangan dan Berhasil Menangkan Kontes Tulisan Tangan Nasional
Kedua bahan kimia tersebut bisa menghambat kerja enzimacetylcholinesterase (AChE), yaitu enzim yang berkerja pada sistem sawar otak dan dapat memicu transfer sinyal (neurotransmitter) pada saraf manusia.
"Jadi jika kita merasa pusing, mual, setelah mencium obat anti nyamuk, itu tandanya kita sudah keracunan,” paparDr. rer. nat. Budiawan.
Selain bahan kimia organofosfat (diklorvos/DDVP) dan karbamat (antara lai, propoxur), kebanyakan obat anti nyamuk yang beredar saat ini mengandung bahan kimia aktif golongan pyrethroid, di antaranya allethrin, bioallethrin,dantransflutrin.
"Tentu semua bahan insektisida pada prinsipnya sangat berbahaya. Apalagi jika digunakan secara tidak proporsional, dapat emicu terjadinya kerusakan sistem saraf,” jelas Budiawan.
Apalagi pada beberapa obat anti nyamuk yang beredar di pasaran, ada penambahan S2 (octachloro dipropyl ether).
S2 menyebabkan obat anti nyamuk lebih ampuh membunuh segala nyamuk dan serangga lainnya, sepert kecoa, lalat, dan semut.
"Asal tahu saja, jika dimasukan S2 jadinya lebih berbahaya bagi manusia.”
“Karena jika dibakar, bahan tersebut dapat menghasilkan BCME (bischloromethyl ether) yang berisiko memicukanker paru-paru," tutup Direktur Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan FMIPA, Universitas Indonesia (Puska RKL UI) ini, yang juga peneliti dan dosen Toksikologi pada Departemen Kimia FMIPA UI.
Wah serem sekali yah? (Gazali Solahuddin)
(Artikel ini sudah tayang di health.grid.id dengan judul “Obat Anti Nyamuk Ampuh Bunuh Nyamuk. Picu Kanker Paru pada Manusia”)