Penulis
Intisari-online.com - Volodymyr Zelensky itulah namanya, seorang 'pelawak' yang mencalonkan diri sebagai presiden dan menang telak atas Capres petahana Petro Poroshenko di Ukraina.
Seperti dilansir dari Al Jazeera, pada Senin (22/4/2019), Zelensky menang versi Quick Count dengan hasil 73 persen, sementara Poroshenko hanya 25 persen.
Hasilnya, Poroshenko mengakui kekalahan tersebut pada Minggu (21/4), dalam sebuah konferensi pers.
Dia mengatakan, akan membantu presiden baru dan mempersiapkan diri menjelang pengumuman resmi, hasil pemilihan, dan pelantikannya.
Baca Juga : Perbandingan Hasil 'Quick Count' Litbang Kompas dan KPU 2007-2018
"Bulan depan, saya akan meninggalkan kantor kepala negara. Ini adalah keputusan mayoritas orang Ukraina," Kata Poroshenko dalam konferensi pers.
"Saya menerima keputusan ini. Saya meninggalkan kantor, tapi saya tegaskan saya tidak akan meninggalkan politik, dan berjuang untuk Ukraina," jelasnya.
"Tim saya dan saya siap mendukung presiden baru, dan siap membuat kami dekat dengan Uni Eropa & NATO," lanjutnya.
"Sebelum pengumuman resmi dari hasil pemilihan, saya siap menghabiskan waktu untuk membantu presiden baru," tutup Proshenko dalam konferensi tersebut.
Baca Juga : Pemilu 2019: 12 Petugas KPPS Meninggal Kelelahan, Bagaimana Kelelahan Berisiko Kematian?
Sedangkan dari pihak 'pelawak' Zelensky, mereka berjanji pada pendukungnya untuk tidak mengecewakan mereka.
Dia mengatakan, "Meskipun saya belum resmi menjadi presiden, sebagai warga Ukraina, saya dapat memberi tahu semua negara pasca-Soviet, lihatlah kami!"
Dengan latar belakang pelawak tetapu sangggup menggulingkan capres petahana, lantas siapakah sebenarnya Volodymyr Zelensky?
Diketahui, Zelensky adalah bintang sitkom di televisi Servant of the People, di mana dia berjuang melawan korupsi sebagai guru yang bertransformasi menjadi presiden.
Baca Juga : Rahasia Tergelap Abad 21, Rumah Sakit China Ambil Organ Secara Ilegal Guna Penuhi Permintaan
Dia diuntungkan dari keterpurukan para politisi arus utama di Ukraina.
Mayoritas penduduk, menganggap Poroshenko bertanggung jawab atas kegagalan pemerintah menangani korupsi endemik di negara tersebut.
Standar hidup rendah, dan masalah korupsi merajalela di Ukraina, menyebabkan orang-orang bermigrasi ke Polandia.
Sedangkan Zelensky dan timnya bertekad untuk membawa perubahan meskipun mereka tidak memiliki rekam jejak di bidang pemerintahan.
Baca Juga : Temui Pasukan Seljuk, Pengembara yang Bangun Kekaisaran dan Kalahkan Bizantium
Olesia, seorang ibu tiga anak berusia 34 tahun dari Ukraina mengatakan, dia mengambil 'risiko besar' dengan memilih presiden yang belum pernah teruji untuk berkuasa.
"Tapi kita tidak punya pilihan," katanya.
"Kita harus hidup dari masa lalu atau mencoba sesuatu yang baru. Dia tampak seperti orang yang baik," tambahnya.
"Kami lebih percaya padanya. Saya ingin semua orang hidup dengan baik, tidak hanya sebagian kecil," terangnya.
"Kami tidak tahu apakah Zelensky akan lebih baik dari presiden sebelumnya, tapi saya lebih suka memberi seseorang kesempatan baru," lanjutnya.
"Kita perlu menghentikan korupsi yang ada di mana-mana sekarang. Saya harap presiden ini akan membantu," tutupnya.