Duh, Wanita yang Pakai Filler Bibir Bisa Buta, Menderita Stroke, dan Cacat Permanen

Mentari DP

Penulis

Dokter kosmetik terkemuka, Tijion Esho, memperingatkan bahwa ada efek samping mengerikan yang terkait dengan filler bibir.

Intisari-Online.com – Saat ini, ada berbagai cara untuk terlihat cantik dan menarik.

Salah satu yang saat ini sedang tren adalah filler bibir atau bisa juga disebut lip filler.

Metode kecantikan ini menjadi popular setelah selebritas ternama Hollywood, Kylie Jenner memperkenalkannya.

Pada akhirnya, tidak sedikit wanita yang memutuskan untuk melakukan prosedur ini.

Baca Juga : Cinta Penelope Derita Kanker Stadium Tiga: ‘Saya Dulu Sering Minum Alkohol, Begadang, dan Merokok’

Tujuannya agar mendapatkan bibir yang lebih full (penuh) layaknya Kylie Jenner.

Walau terlihat sangat baik dan hasilnya sangat cantik, namun tahukah Anda bahwa prosedur kecantikan yang satu ini sangat berbahaya?

Dilansir dari thesun.co.uk pada Jumat (19/4/2019), dokter kosmetik terkemuka, Tijion Esho, yang juga pendiri Klinik Esho, memperingatkan bahwa ada efek samping mengerikan yang terkait dengan filler bibir.

Menurut Dr Esho, beberapa efek samping tersebut antara lain hematoma hingga infeksi, dan nekrosis (di mana pembuluh darah tersumbat dengan pengisi yang menyebabkan jaringan di daerah itu mati).

Lalu masih ada banyak konsekuensi yang perlu dipertimbangkan.

"Orang bisa menjadi buta dan menderita stroke.”

"Ada risiko infeksi dan obisa cacat secara permanen.”

Baca Juga : Yuk Belajar Menerima Kekalahan Sejak Kecil Agar Lebih Bahagia Saat Dewasa

Yang menjadi ketakutan Dr Esho adalah tidak banyak wanita yang mengetahui efek samping ini.

Sebab, mereka hanya tahu soal hasilnya yang sangat baik.

"Itulah sebabnya saya akan selalu berjuang untuk memperingatkan pasien-pasien saya atau orang-orang yang ingin melakukan filler bibir.”

Dari sekian banyak pasiennya, dia paling ingin memperingatkan anak-anak muda yang masih sangat dipengaruhi oleh media sosial.

Dia menyebutnya dengan 'Snapchat dysmorphia'.

Menurutnya, anak-anak muda masih sangat ‘rentan’ dengan tren kecantikan yang dilakukan oleh para selebriti.

Mereka mencobanya tanpa meneliti risiko-risikonya dengan baik.

“Saya telah melihat peningkatan kerentanan generasi baru dengan fenomena yang saya gambarkan sebagai 'Snapchat Dysmorphia'.”

"Ini istilah yang saya ciptakan setelah banyak pasien membawa beberapa gambar selebriti sebagai titik referensi untuk melakukan perawatan.”

“Dan keluarga Kardashian menjadi yang paling umum menjadi contoh.”

Baca Juga : Awas, Konsumsi 1 Iris Daging Sehari Berisiko Kena Kanker Usus Besar Lebih Besar

Padahal faktanya tidak semua orang (wanita atau pria) memenuhi syarat untuk melakukan filler bibir. Walau mereka punya uang untuk melakukannya.

“Mereka mungkin punya uang. Tapi faktanya kondisi tubuh mereka tidak memenuhi syarat untuk melakukannya.”

“Jika dilakukan, maka mereka bisa mendapatkan banyak masalah kesehatan,” ujar Dr Esho.

Namun jika pasien memaksa, Dr Esho bisa memberikan beberapa tips.

"Pertama, pasien harus berada di tangan seorang profesional medis yang dapat meresepkan dan bertindak secara independen.”

Alasannya sebagai tenaga medis, mereka dapat bertanggung jawab jika seorang profesional medis melakukan sesuatu yang salah.

Pasien dapat menghubungi GMC (General Medical Council) dan mereka bisa kehilangan lisensinya.

Tetapi jika pasien melakukan filler bibir pada seserang yang tidak profesional atau non- medis, jika ada kesalahan, maka tidak ada yang bisa membantu pasien.

Kedua, filler bibir memang tanpa batasan usia. Tetapi anak muda bisa sangat beresiko.

Memang anak di atas 17 tahun sudah dibilang dewasa. Namun wajah seseorang masih bisa berkembang hingga usia 21 tahun.

Setelah 21 tahun, mungkin Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu.

Baca Juga : Pramugari Koma Setelah Kena Campak di Pesawat: Ini Masalah Kesehatan yang Bisa Dialami Pramugari

Artikel Terkait