Find Us On Social Media :

Sama-sama Punya Nuklir, Inilah Momen Soviet Hampir Memulai Perang Dunia 3 dengan China

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 16 April 2019 | 11:00 WIB

Aksi itu berhasil menghentikan pertempuran yang menewaskan 58 Soviet dan beberapa ratus tentara Cina.

Apa yang terjadi?

Pada 1960-an, baik Uni Soviet dan China Mao Zedong mengklaim sebagai juara sosialisme dan menentang kapitalis Barat.

Tapi bagaimana hubungan mereka berdua dapat merosot menjadi bentrokan militer?

Baca Juga : Wanita Kena Infeksi Bakteri Karena Sering Konsumsi Makanan dari Kulkas: Ini Bahaya Konsumsi Makanan dari Kulkas

Bagaimana pun, Joseph Stalin mendukung Partai Komunis China.

Pada tahun 1950, China mengirim satu juta tentara "sukarelawan" untuk berperang dalam Perang Korea, di mana Moskow dan Beijing mendukung Korea Utara.

Uni Soviet, pada saat yang sama, membantu orang miskin, pertanian, dan penduduk China.

Tapi aliansi dua raksasa merah itu tidak bertahan lama.

Baca Juga : 3 Cara Bagaimana Militer Israel Dominasi Medan Perang, Seperti Apa?

Setelah kematian Joseph Stalin pada tahun 1953, hubungan antara kekuatan mulai memburuk.

Mao merasa cukup ambisius untuk mengejar kebijakannya sendiri, ketika ia membenci Nikita Khrushchev tentang "hidup berdampingan secara damai" antara blok sosialis dan Barat.

Jauh lebih radikal daripada Khrushchev, Mao bertindak agresif, menyebut AS "macan kertas" dan mengisyaratkan bahwa China tidak takut akan perang nuklir.

Situasi semakin memburuk: ketegangan militer antara bekas sekutu meletus ketika Beijing menyatakan tidak mengakui perbatasan abad ke-19 antara USSR dan RRC.

Baca Juga : Tewaskan Jutaan Orang, Ini 4 Realita Kehidupan di Bawah Rezim Brutal Pol Pot