Find Us On Social Media :

3 Mitos Populer Tentang Uni Soviet di Afghanistan, Salah Satunya Dijuluki Tentara Kejam

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 15 April 2019 | 21:00 WIB

3 Mitos Populer tentang Soviet di Afghanistan

Intisari-Online.com - Perang Soviet-Afganistan merupakan masa sembilan tahun di mana Uni Soviet berusaha mempertahankan pemerintahan Marxis-Lenin di Afganistan.

Yakni Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, menghadapi mujahidin Afganistan yang ingin menggulingkan pemerintahan.

Sementara itu, para mujahidin mendapat dukungan dari banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Pakistan.

Namun, mulai dari istilah 'perang' hingga kekejaman tentara Soviet, konon terjadi banyak kesalahpahaman yang melekat.

Baca Juga : Sering Dibuang, Nyatanya Jaring Buah Ini Miliki 5 Manfaat yang Tak Pernah Kita Ketahui

Dilansir dari Rbth.com, berikut 3 mitos populer tentang Soviet di Afghanistan:

1. Uni Soviet dikalahkan dan dipaksa untuk pergi

Sebuah kesalahan yang tersebar luas tentang konflik tahun 1980-an di Afghanistan adalah bahwa militer Uni Soviet dihancurkan oleh mujahidin dan AS.

Militer Uni Soviet kemudian meninggalkan negara itu tanpa pilihan lain selain menarik pasukannya dari Afghanistan pada tahun 1989.

Inibukan itu masalahnya, adalah mujahidin yang membelakangi tembok pada pertengahan 1980-an.

“Pada tahun 1985, ada kekhawatiran nyata bahwa [mujahidin] kalah, bahwa mereka akan hancur berantakan.

Kerugiannya tinggi dan pengaruhnya terhadap Soviet tidak besar, ”kata Morton Abramowitz, direktur Biro Intelijen dan Penelitian Departemen Luar Negeri pada 1980-an, pada 1997.

Baca Juga : Perintahkan Eksperimen Manusia Setengah Kera, Ini 4 Fakta Diktator Soviet Joseph Stalin