Penulis
Intisari-Online.com - Menurut para peneliti, sebuah kota yang hilang 4.000 tahun telah ditemukan di Irak Kurdistan.
"Kami sama sekali tidak berharap menemukan kota di sini," kata Christine Kepinski, yang menjelajahi situs tersebut, menurut jurnal Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis.
Penggalian situs, yang dikenal sebagai Kunara dan terletak di dekat kota Sulaymaniyah, hanya dimungkinkan setelah diktator Irak Saddam Hussein digulingkan pada tahun 2003.
Para peneliti juga mencatat bahwa kehadiran kelompok teroris ISIS di Irak juga menghambat upaya mereka.
Baca Juga : Di Desa Trunyan, Mayat-mayat 'Diletakkan Begitu Saja' di Bawah Pohon Menyan Tanpa Dikubur
"Situasinya jauh lebih menguntungkan sekarang," kata pemimpin proyek Aline Tenu dalam jurnal sebagaimana dilansir Ancient Origins, Senin (8/4/2019).
Menurut jurnal itu, kota ini berdiri di jantung kerajaan yang tidak dikenal.
Bahwa orang-orangnya, termasuk kaum Akkadia, saat itu hidup berada di bawah bayang-bayang tetangga Mesopotamia mereka yang kuat.
Kekaisaran Akkadia dianggap sebagai kekaisaran kuno pertama Mesopotamia dan mencapai puncaknya sekitar 4.000 tahun yang lalu di bawah penguasa Sargon dari Akkad.
Baca Juga : Waspada, di Usia Inilah Pria Biasanya Alami Puber Kedua, Ini Tanda-tandanya
Setelah kejatuhannya, para sejarawan percaya bahwa itu terbagi menjadi Asyur dan Babilonia.
Para arkeologi berteori bahwa orang-orang tinggal di kota, yang terletak di dekat Pegunungan Zagros, sekitar 2200 SM.
"Kota Kunara menyediakan elemen-elemen baru mengenai orang yang sampai sekarang tidak dikenal yang tetap berada di pinggiran studi Mesopotamia," tambah Tenu.
Sementara itu, lusinanprasasti tanah liat juga ditemukan.
Para peneliti mengatakan kota itu mengalami periode penurunan setelah hancur oleh kebakaran 4.000 tahun yang lalu.
Baca Juga : Kepala Manusia Sebagai Mas Kawin dan Tradisi Penggal Kepada Suku Naulu
Spesialis Cuneiform Philippe Clancier mengatakan bahwa orang-orang yang tinggal di kota itu memiliki "pemahaman yang baik tentang tulisan Akkadian dan Sumeria, serta para tetangga Mesopotamia mereka."
Batu peringatan pertama yang ditemukan di sebuah bangunan di kota bawah menampung isi tentang entri dan keberangkatan tepung.
Tempat itu sebenarnya adalah semacam kantor tepung.
“Kota itu pastilah cukup makmur,” kata Tenu.
Warga di kota "kemungkinan besar mengambil keuntungan dari lokasinya yang strategis di perbatasan antara kerajaan Iran di timur dan kerajaan Mesopotamia di barat serta selatan," kata Kepinski.
Para peneliti juga menemukan alat dan keramik yang dibeli dan diperdagangkan di reruntuhan kota.
Tentu saja kekayaan pertanian di daerah itu yang mempromosikan kenaikannya.
Baca Juga : Perjaka dan Perawan Semakin 'Menumpuk', Masa Depan Jepang Semakin Mengkhawatirkan
Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa kambing, domba, sapi, dan babi, menunjukkan keberadaan sistem peternakan utama.
Kehadiran jaringan irigasi di selatan kota juga merupakan pengingat akan penguasaan yang dicapai penduduk daerah ini dalam pertanian biji-bijian, terutama gandum dan malt.
Meski sebagian data telah disingkapkan, para peneliti juga belum menemukan nama asli kota itu, yang masih merupakan misteri.
"Tapi kita akan terus mencari," tegas Tenu.
Baca Juga : Kenali 7 Tanda Ginjal Tidak Sehat, dari Bau Mulut Hingga Kulit Gatal