Penulis
Intisari-Online.com – Masih ingat orangutan bernama Hope?
Diketahui beberapa waktu lalu, dua ekor orangutan ditemukan terperangkap di perkebunan sawit warga di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam, Aceh.
Hope, nama induk orangutan, ditemukan dengan kondisi penuh luka sayatan dan 74 butir peluru bersarang disekujur tubuhnya.
Akibatnya, orangutan berusia 30 tahun tersebut dalam keadaan kritis.
Baca Juga : 74 Peluru Bersarang di Tubuh Orangutan hingga Sebabkan Kritis, Kini Kondisinya Telah Membaik
Mirisnya, bayi Hope yang masih berusia satu bulan ditemukan mati karena gizi buruk/malnutrisi.
Kini, Hope tengah menjalani perawatan setelah seluruh peluru diangkat dari tubuhnya.
Namun akibatnya, Hope akan buta.
Dilansir dari nbcnews.com pada Selasa (19/3/2019), menuruX-ray menunjukkan setidaknya ada 74 peluru yang bersarang di tubuhnya.
“Dari 74 peluru tersebut, empat di antaranya mengenai mata kirinya dan dua mengenai mata kanannya,” kata kata Yenny Saraswati, seorang dokter hewan dari Program Konservasi Orangutan Sumatera.
"Akibatnya, mata rusak dan kemungkinan besar ia akan buta."
Yenny menambahkan bahwa selain karena tembakan tersebut, beberapa luka di tubuh Hope juga disebabkan oleh benda tajam.
“Hope memiliki beberapa luka terbuka yang diyakini disebabkan oleh benda tajam.”
Baca Juga : Obati Gigitan Ular Hingga Diabetes, Ini 10 Manfaat Tanaman Putri Malu
Hope diketahui menjalani beberapa perawatan intensif dari tim medis Pusat Karantina Orangutan di Sibolangit, Sumatera Utara.
Seperti mengangkat seluruh peluru yang berada di dalam tubuhnya.
Namun pada operasi pertama, tim dokter hanya hanya mengeluarkan tujuh peluru karena mereka harus memprioritaskan memperbaiki tulang selangka hewan yang patah dan risiko infeksi yang ditimbulkannya.
Dan pada hari Minggu (17/3/2019), Hope menjalani operasi untuk memperbaiki tulang selangka yang patah dan mulai pulih.
Namun walau begitu, dokter tidak bisa mengobati kondisi matanya. Sehingga dia kemungkinan besar akan buta selamanya.
Tercatat konflik antara orangutan dan warga setempat telah meningkat ketika industri kelapa sawit dan kertas membuat habitat hutan hewan berkurang.
Namun kasus Hope adalah yang paling parah.
"Semoga Hope dapat melewati masa kritis ini, tetapi dia tidak dapat dilepaskan ke alam liar lagi," kata Yenny.
Baca Juga : Bocah Tewas Kesetrum Saat Main Ponsel yang di Charger: Ini Cara Menangani Orang yang Kesetrum
Program konservasi orangutan mengatakan penggunaan senjata untuk menembak dan membunuh satwa liar, termasuk orangutan, adalah masalah utama di Indonesia.
Dikatakan dalam 10 tahun terakhir, mereka telah merawat lebih dari 15 orangutan dengan total hampir 500 peluru di tubuh mereka.
Tahun lalu, orangutan di Kalimantan, meninggal setelah ditembak setidaknya 130 kali dengan senapan angin.
Sebuah studi komprehensif 2018 tentang orangutan Borneo memperkirakan bahwa jumlah mereka telah menurun lebih dari 100.000 sejak 1999.
Terutama ketika industri minyak sawit dan kertas menurunkan habitat mereka dan konflik fatal dengan warga meningkat.
Hingga hari ini, tercatat hanya sekitar 13.400 orangutan Sumatra yang tersisa di alam liar.
Oleh karenanya, spesies ini terdaftar sebagai hewan yang terancam punah oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam.