Penulis
Intisari-online.com -Pada Jumat (15/3) lalu,sebuah kasus teror terjadi di Christchurch, Selandia Baru.
Tragedi yang menewaskan setidaknya50 orang ini dikenang sebagai aksi teror yang mematikan pada tahun 2019 ini.
Bagaimana pun juga segala bentuk aksi teror adalah tindakan amoral, keji, dan tidak bisa ditoleransi.
Pelaku teror (teroris) adalah musuh bersama, maka segala kegiatan mereka tidak mempunyai tempat di dunia layaknya koruptor.
Namun sayangnya selama manusia ada di bumi teror selalu ada membayangi.
Terbaru tentu kelakuan barbar Brenton Tarrant yang menyerang dua masjid di Selandia Baru.
Melansir dari politico.com dan wearethemighty.com, Minggu (17/3) setidaknya ada lima aksi teror yang membuat dunia terasa mencekam.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
5. Pembajakan Luthfansa Flight 181
13 Oktober 1977 empat anggota Popular Front for the Liberation of Palestine yang menyebut diri mereka sebagai Commando Martyr Halima membajak pesawat Luthfansa Flight 181.
Tujuan pembajakan ialah mengamankan pembebasan Red Army Faction Leaders.
Pesawat bahkan didaratkan di Mogadishu, Somalia yang mendukung secara tak langsung gerakan teroris tersebut.
18 Oktober 1977 pemerintah Jerman Barat yang bertanggung jawab atas keselamatan 90 orang baik awak maupun penumpang pesawat Luthfansa 181 melakukan tindakan tegas.
Grup anti teror GSG-9 melancarkan Operasi Feuerzauber yang bertujuan membebaskan sandera dan mereka berhasil.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
4. Bom Bali 2002
12 Oktober 2002 dua ledakan menguncang Paddy's Pub dan Sari Club di Legian, Kuta, Bali.
Disusul ledakan ketiga yang terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat.
Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi tempat ledakan terjadi.
Peristiwa ini dianggap sebagai teror terparah dalam sejarah Indonesia.
Baca Juga : Daoud Nabi, Pria yang Selamat Dari Perang 40 Tahun Lalu, Berakhir Meninggal Saat Penembakan di Selandia Baru
3. Pembajakan Kereta Du Pont
Terjegalnya Belanda dari Indonesia membuat negeri Kincir Angin menanamkan 'saham' berupa bibit pemberontakan bernama Republik Maluku Selatan (RMS) pada 25 April 1950.
Namun sial bagi RMS karena militer Indonesia berhasil memadamkan gerakan separatis ini yang kemudian diikuti eksodus simpatisan RMS ke Belanda.
Hidup para simpatisan RMS di Belanda tak ubahnya rakyat kelas dua yang membuat mereka dibedakan dengan penduduk asli di sana.
Rasa iri ini kemudian dilampiaskan saat 9 orang simpatisan RMS eks Warga Negera Indonesia (WNI) membajak kereta api ekspress 747 Du Pont pada 23 Mei 1977.
Di saat bersaman di lain tempat, 4 orang RMS menyerbu sebuah sekolah dasar di Desa Bovensmilde, dimana mereka mengambil 105 anak-anak dan 5 orang guru sebagai sandera.
Tuntutan para pembajak ialah menagih janji-janji pemerintah Belanda agar memutuskan hubungan diplomatik dengan Indonesia. Jika tidak sandera bersama kereta akan diledakkan.
Tiga minggu kereta Du Pont dibajak, PM Uyl lantas pada 10 Juni 1997 mengambil tindakan keras dengan 2 ribu tentara Belanda mengepung kereta dan sekolah yang disandera RMS.
Akhirnya kereta dan sekolah berhasil dibebaskan oleh aparat keamanan Belanda meski harus adu tembak dengan para teroris.
Baca Juga : Tak Bikin Malu, Justru Kebiasaan Kentut di Depan Pasangan Bisa Buat Hubungan Lebih Bahagia
2. Pembajakan Air France 139
27 Juni 1976 Air France yang membawa 248 penumoang dan 12 awak pesawat relasi Tel Aviv-Paris dibajak oleh dua orang Palestina dari Popular Front for the Liberation of Palestine.
Sempat didaratkan di Benghazi, Libya, pesawat kemudian menuju bandara Entebbe di Uganda dimana pemimpin negara itu, Idi Amin Dada mendukung upaya penyanderaan.
Penumpang yang kebanyakan warga Israel membuat negeri Zionis bertanggung jawab akan penyanderaan.
Operasi Entebbe lantas dilancarkan pasukan komando Israel yang berhasil membebaskan sandera dan membunuh 45 tentara Uganda di negara mereka sendiri.
Baca Juga : 6 Cara Menghadapi Perubahan Dalam Tubuh Akibat Gejala Menopause
1. Pembantaian Muenchen
4 September 1972, kelompok perlawanan Black September melancarkan aksi teror berupa penculikan di asrama atlet Israel pada Olimpiade Munich.
Asrama itu terletak dekat bandara Furstenfeldburch. Perkampungan Olimpiade , Apartemen Connolystrasse, Blok 31 Munchen.
2 Atlet Israel tewas saat awal mula penyanderaan dan 9 lainnya ditawan.
Teroris menuntut pembebasan 234 tawanan Palestina dan dua pemimpin kelompok kiri Baader-Meinhoff dari penjara Jerman Barat serta rute aman penyandera menuju Kairo, Mesir.
Pemerintah Israel menolak mentah-mentah tuntutan teroris Black September walau Jerman setuju memenuhi tuntutan.
Penyanderaan ini berakhir tragis, terhitung 11 atlet Israel (termasuk 9 yang disandera) tiga anggota Black September dan seorang polisi Jerman Barat tewas. (Seto Aji/Gridhot.ID)
Artikel ini pernah tayang di GridHot dengan judul5 Aksi Teror Paling Berbahaya di Dunia, Salah Satunya Berada di Belanda yang Dilakukan Eks WNI