Find Us On Social Media :

Makna di Balik Hari Raya Nyepi di Bali, Nyaris Tanpa Suara dan Gerak

By Intisari Online, Kamis, 7 Maret 2019 | 10:00 WIB

Menyucikan alam dan isinya

Tak beda dengan hari  raya Hindu lainnya, hari raya Nyepi tak lepas dari serangkaian upacara sebagai perwujudan harmonisasi manusia secara vertikal dengan Tuhan, dan horizontal dengan sesama dan seisi alam. 

Menyongsong datangnya hari raya Nyepi, dilangsungkan upacara bhuta yadnya, persembahan korban suci untuk membersihkan alam beserta isinya dari pengaruh jahat.

Upacara ini merupakan salah satu dari panca yadnya (lima korban suci), di samping untuk Tuhan dengan segala manifestasinya yang disebut Dewa (dewa yadnya), untuk leluhur atau orangtua (pitra yadnya), untuk Rsi atau guru spiritual (rsi yadnya), dan untuk sesama (manusa yadnya).

Rangkaian upacara bhuta yadnya dimulai 3 hari sebelum Nyepi.

Yang pertama, upacara melasti.

Kontras dengan suasana Nyepi, pada upacara melasti - juga jamak disebut meliis atau mekiyis - umat Hindu melakukan prosesi meriah ke laut atau mata air yang dianggap suci.

Tempat-tempat itu dipercaya sebagai tempat ditemukan amerta (anugerah kehidupan). Umat berbondong-bondong membawa arca dewa-dewi, serta pratima dan pralingga, perkakas pura berupa tombak, permata, kepingan emas, dll.

Setelah diupacarai secara khusus, benda-benda itu dianggap sebagai media untuk lebih memantapkan pemusatan pikiran kepada Tuhan serta roh-roh leluhur yang berjasa bagi generasi sekarang. 

Di tengah laut atau mata air, umat menyucikan diri dan media atau simbol yang dibawa, serta memantapkan diri untuk menyambut hari raya Nyepi.

Setelah upacara itu, seluruh media atau simbol yang telah disucikan disemayamkan di pura atau bale agung, sebagai simbol permohonan agar Tuhan, dewa-dewi, roh leluhur hadir di sana.

Upacaranya disebut nyejer dan berlangsung hingga sehari menjelang Nyepi. 

Selama upacara, dipersembahkan puja bhakti dan sesajen yang berupa canang wangi-wangian, nasi dan lauk pauk, jajanan, buah-buahan, dsb.

Lalu, umat memohon air suci untuk kesejahteraan dan penyucian diri, semua makhluk hidup, dan alam semesta. (Ditulis oleh I Gede Agung Yudana)

Baca Juga : Benarkah Tidak Memakai Celana Dalam Justru Lebih Sehat?