Penulis
Intisari-Online.com - Warga Dusun Kebonrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang digegerkan oleh Miyati (52) tahun yang membakar dirinya sendiri pada Kamis (28/2/2019).
Dikutip dari TribunJogja,Kasatreskrim PolresMagelang, AKP Bayu Puji Hariyanto menjelaskan pada Jumat (1/3/2019) bahwa Miyati mengaku depresi.
Miyati ternyata tidak memiliki anak dan telah putus asa.
Bahkan, yang lebih menyedihkan, dia juga ditinggal pergi oleh suaminya.
Baca Juga : Sedang Depresi? Makan Saja Ikan Tongkol, Rupanya Ikan Ini Ampuh Turunkan Berat Badan dan Atasi Depresi
"Korban ini depresi, karena tidak memiliki anak dan ditinggal oleh suaminya pergi entah kemana. Atas motif itu ia nekat melakukan bakar diri," ujar Bayu.
Awal kejadian, Miyati membeli bensin di Pom mini milik warga.
Dia kemudian pergi ke kebun miliknya pada pukul 10.30 WIB pada Kamis (28/2/2019), dan mengguyurkan bensin ke tubuhnya dan membakar dirinya.
Kini, dia mengalami luka bakar di sekujur tubuh sekitar 80 persen dan kini dirawat di RST.
Baca Juga : Faktanya, Ikan Kembung Lebih Bergizi Ketimbang Salmon, Bisa Bikin Panjang Umur
Melihat yang dialami oleh Miyati, efek kesepian memang bisa sangat mengerikan bagi seseorang.
Kesepiandan isolasi sosial dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar daripada yang disadari orang.
American Psychological Association menyatakan bahwa sekitar 42,6 juta orang dewasa yang berusia di atas 45 tahun di Amerika Serikat diperkirakan menderitakesepiankronis setelah mereka melakukan studi tentangkesepian.
Dilansir dariProvidr, penelitian lain mengungkapkan bahwa dampakkesepianlebih buruk daripada merokok 15 batang sehari.
Baca Juga : Canggih! Beginilah Cara Polisi Lacak Akun Palsu Facebook Seseorang yang Menyebarkan Hoax
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Brigham Young pada 2015.
Untuk membuktikan hipotesis mereka bahwa kesepian sama buruknya dengan merokok 15 batang sehari, para peneliti menganalisis data dari berbagai studi kesehatan.
Semua penelitian melibatkan lebih dari 3 juta peserta, termasuk orang dengan isolasi sosial, kesepian dan hidup sendiri.
Penulis utama studi ini, Julianne Holt-Lunstad menjelaskan bahwa hasil dari penelitian ini sebanding dengan obesitas.
Baca Juga : Demi Obati Ibunya yang Sakit, Pria di Banyumas Nekat Tanam Pohon Ganja, Polisi Langsung Menangkapnya
Dia menambahkan bahwa orang perlu memulai hubungan sosial dengan lebih baik.
Holt-Lunstad menambahkan bahwa hasil dari studi tahun 2015 adalah, "Kesepian sebanding dengan risiko merokok hingga 15 batang sehari dan melebihi risiko konsumsi alkohol, melebihi risiko ketidakaktifan fisik, obesitas dan melebihi risiko yang ditimbulkan polusi udara."
Studi ini juga menemukan bahwa meningkatkan hubungan sosial dikaitkan dengan 50% penurunan risiko kematian dini.
Nasreen Khatri, seorang psikolog klinis dan ahli gerontologi Rotman Institute di Baycrest Health Sciences, Toronto menjelaskan bahwa berada di sekitar orang lain adalah cara termudah untuk mencoba dan menangani isolasi sosial dan kesepian.
Dr. Khatri menambahkan bahwa kehadiran orang lain dapat mengubah tingkat kortisol dan tingkat hormon stres seseorang.
Hubungansosial mampu melindungi orang dan membantunya menjaga olahraga dan mengonsumsi makan yang sehat.
Menurut Dr. Oren Amitay, seorang psikolog Toronto, salah satuuntuk mengatasi kesepian kronis adalahdengan menyibukkan diri dengan hobi atau proyek yang memberi mereka tujuan.
Dr. Amitay menambahkan bahwa untuk lansia yang terisolasi, hewan peliharaan dapat membantu mereka lepas dari rasa kesepian.
Baca Juga : 5 Tips untuk Bugar Hemat Tak Perlu ke Gym, Yuk Dicoba!