Find Us On Social Media :

Kisah Ajaib Ketika Seorang Bayi Terlahir dari Jenazah yang Telah Meninggal Selama 13 Minggu

By Afif Khoirul M, Jumat, 1 Maret 2019 | 11:30 WIB

Intisari-online.com - Sebuah kasus medis paling unik pernah terjadi tepatnya pada tahun 2013 silam.

Kasus ini dianggap sebagai kasus pertama di dunia dalam sejarah rumah sakit, di mana kehamilan dapat terus berlanjut meski sang ibu telah meninggal.

Seperti dikutip dari Express.co.uk, wanita berasal dari Hongaria berada di rumah sakit setelah ia menderita stroke, untuk menjalani operasi darurat.

Namun, sayang nyawanya tidak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dengan otak yang telah mati, namun janinnya masih hidup.

Baca Juga : Minum Air dengan Mentimun, Inilah 5 Manfaat Luar Biasa yang Terjadi pada Tubuh Anda

Oleh karena itu, untuk menjaganya tetap hidup ia diletakan pada ventilator untuk menjaga jantungnya tetap berdetak.

Perlu diketahui, kematian otak terjadi di mana seseorang tidak lagi memiliki aktivitas dalam batang otaknya.

Bahkan ia sudah tidak memiliki kesadaran, tidak mampu bernafas, maupun mengatur detak jantung dan tekanan darah.

Namun, karena janin yang masih hidup. Dokter berharap bisa membawa kebahagiaan kecil di tengah 'tragedi kematian' yang menimpa keluarganya.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Gyorgy Balla dari Medical and Health Science Center Hongaria, mengatkan bahwa "Ketika jelas kami tidak mampu menyelamatkan pasien, kami menyadari masih ada pasien lain di dalam tubuhnya."

"Kami harus menimbang jika kami mampu menjaga bayi di tubuh ibu ini setidaknya sampai 24 minggu. Kami akan memastikan bayi ini akan memiliki kehidupan normal," terangnya.

"Kami merasa bahwa kami telah kalah dalam pertempuran dengan pasien itu (sang ibu), tetapi kami masih berjuang untuk pertempuran lainnya, yaitu membawa bayi yang sehat ke dunia," imbuhnya.

Tim medis bekerja sepanjang waktu untuk menjaga sirkulasi dan keseimbangan hormon wanita ini.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Mereka juga memastikan, bahwa tubuhnya memiliki nutrisi yang cocok untuk memberi makan janin tersebut.

Setelah minggu ke-20, keluarga wanita ini mendorong staf untuk melakukan perawatan intensif. Namun kondisi ibunya semakin memburuk.

Meski demikian, dia dirawat dengan baik, para perawat juga berbicara pada janin secara teratur dan memutar radio sepanjang hari.

Hal itu dimaksudkan untuk menjaga bayi supaya terus mendengar suara manusia dan musik, sementara ayah dan kakek neneknya membelai perutnya dan berbicara padanya.

Baca Juga : Pernikahan Berubah Menjadi Ajang Perkelahian Keluarga Pengantin Pria dan Wanita Gara-gara Beda Selera Musik

Hingga akhirnya saat-saat membahagiakan terjadi ketika operasi caesar dilakukan, di mana bayi ini dilahirkan dengan aman setelah 27 minggu.

Setelah itu, 10 hari kemudian, bayi yang dikeluarkan dari janin ini bergabung dan bisa dirawat oleh keluarganya.

Pasca operasi caesar dokter harus memilih antara beberapa opsi. Yang pertama mematikan ventilasi mekanin dan dukungan jantung.

Hal ini akan menyebabkan jantungnya berhenti total. Atau yang kedua, wanita ini dibiarkan dalam kondisinya ini meski ia tidak mungkin hidup kembali.

Baca Juga : 5 Tips untuk Mencegah GERD, Salah Satunya Hindari Pakaian Ketat

Namun, pihak keluarga justu memberikan pilihan yang bijak, mereka mengikhlaskan wanita ini meninggal.

Akan tetapi, mereka berharap bisa menyelamatkan banyak nyawa dengan tubuhnya. Oleh karena itu mereka menawarkan hati, ginjal, pankreas, dan jantungnya untuk dikeluuarkan dari tubuh ibu dan ditawarkan untuk transplantasi.

Dua dari lima organ tersebut kemudian diterima oleh pasien, dan mereka berharap itu bisa menyelamatkan nyawa lainnya.

"Fakta bahwa setelah 92 hari mati otak kita dapat menggunakan organ ibu dan, dengan organ itu, kita bisa menyelamatkan empat nyawa orang lain adalah bukti bahwa teknik medis abad ke-21 mampu menyelamatkan organ-organ penting di kondisi sempurna lama setelah kematian otak," kata Prof Balla.