Find Us On Social Media :

Dengan Dana Pribadi, Israel Jadi Negara Keempat yang Menginjakkan Kaki di Bulan

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 22 Februari 2019 | 21:00 WIB

Intisari-Online.com - Kamis kemarin (21/2/2019), SpaceX Falcon 9 membawa pesawat ruang angkasa Israel ke bulan.

Peluncuran ini dilakukan di Cape Canaveral, Florida.

The Times of Israel melaporkan, jika pesawat tak berawak yang dikenal sebagai Beresheet mencapai permukaan bulan, maka ia akan menjadi pesawat ruang angkasa paling ringan yang pernah mendarat di bulan sepanjang sejarah.

Beresheet memiliki berat sekitar 159 kilogram, tanpa bahan bakar.

Baca Juga : Wanita Kalsel Meninggal Usai Makan Mi Instan, Inilah 5 Hal Mengerikan yang Mungkin Terjadi Akibat Makan Mi Instan

Misi ini juga menjadikan Israel sebagai negara keempat yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di bulan, menyusul Amerika Serikat, Rusia (saat masih menjadi bagian Uni Soviet), dan China.

Melansir Newsweek, Selasa (19/2/2019), Beresheet dikembangkan oleh perusahaan swasta bernama SpaceIL yang bekerja sama dengan Israel Aerospace Industries.

Pembuatan Beresheet hanya menggelontorkan dana 100 juta dollar AS, biaya yang cukup murah untuk misi pendaratan ke bulan.

Menurut penciptanya, biaya dan berat Beresheet berhasil ditekan karena pesawat tersebut tidak dilengkapi dengan sistem duplikat yang bertindak sebagai cadangan.

Baca Juga : Begadang Sambil Main Ponsel pada Tengah Malam, Pria 19 Tahun Ini Berakhir dengan Penyakit Mengerikan

Artinya, bila misi Beresheet gagal di tengah jalan, maka misi dinyatakan selesai.

Meski begitu NASA mengaku sangat terkesan dengan desain ramah biaya Beresheet, dan pihaknya tengah mempertimbangkan akan membuat prototipe serupa untuk pendaratan di bulan suatu saat nanti.

Biaya pembuatan Beresheet 100 persen didanai oleh sumbangan pribadi yang diberikan para dermawan Yahudi terkemuka, termasuk miliarder kelahiran Afrika Selatan Morris Khan dan Lynn Schusterman.

"Ini adalah misi pertama dari sebuah negara kecil ke bulan dan bukan dari proyek pemerintah, tapi didanai secara pribadi," kata CEO SpaceIL Ido Anteby.

Baca Juga : Saat Kecil Diejek Monster Bahkan Diintimidasi, 20 Tahun Kemudian Kecantikan Gadis Ini Justru Banyak Dikagumi

"Misi ini akan membuka cakrawala baru untuk peluang komersial.

Biasanya proyek semacam ini datang dari agen pemerintah negara adidaya besar, tapi kali ini tidak," imbuhnya.

Beresheet meluncur pada Kamis (21/2/2019) pukul 20.45 ET atau Jumat (22/2/2019) pukul 8.45 WIB.

Bila berjalan lancar, Beresheet akan mendarat pada 11 April 2019 di permukaan bulan yang kerap disebut Sea of Tranquility (Laut Ketenangan).

Baca Juga : Ingat Pria Berlapis Emas 13 Kg Ini? Kabar Terbarunya Ia Baru saja Memberi Mobil Berlapiskan Emas, Ini Harganya

Misi Beresheet diperkirakan hanya akan berlangsung selama beberapa hari sebelum sinar matahari menghancurkan sistem komunikasi yang penting.

Meski begitu, para ahli tetap berharap Beresheet dapat mengirim data berharga terutama yang berkaitan dengan medan magnet bulan.

Hal ini nantinya dapat memberi wawasan kepada kita bagaimana bulan terbentuk.

Pengembangan pesawat ruang angkasa Israel bermula dari kompetisi Google Lunar XPRIZE yang menantang peserta untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa yang didanai secara pribadi ke bulan dan mengirim video atau gambar ke bumi.

Baca Juga : Ibunya Dibunuh, Janin Ini Berhasil Diselamatkan: Berapa Lama Janin Dapat Bertahan Hidup Ketika Ibunya Meninggal?

Hadiah yang saat itu ditawarkan senilai 20 juta dollar AS.

Google mengakhiri kontes tanpa pemenang, tapi tim Beresheet tetap memutuskan untuk melanjutkan proyek mereka.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Gloria Setyvani Putri dengan judul "Israel Bakal Jadi Negara Keempat yang Menginjakkan Kaki di Bulan"