Tak Instan, Ini 3 Fase Kematian Seseorang Sebelum Benar-benar ‘Pergi’

Mentari DP

Penulis

Ada proses panjang dan sebagian masih tidak dimengerti, menuju fase final orang benar-benar dianggap mati secara biologis.

Intisari-Online.com –Semua makhluk hidup pasti akan menemui ajal alias mati.

Pertanyaannya apa definisi mati itu?

Dunia Kedokteran menetapkan tiga fase kematian.

Mulai dari mati klinis, mati otak, hingga fase final kematian secara biologis di mana jasad jadi kaku dan proses pembusukan dimulai.

Baca Juga : Anda Jomblo? Tak Masalah! Justru Wanita Jomblo Jauh Lebih Bahagia

Tapi menegaskan seseorang sudah meninggal secara medis bukanlah hal mudah.

Ada proses panjang dan sebagian masih tidak dimengerti, menuju fase final orang benar-benar dianggap mati secara biologis.

Mati Klinis dan Mati Suri

Fase pertama disebut mati klinis ditandai dengan berhentinya pernapasan dan detak jantung.

Pada fase ini, impuls dari otak memudar dan panca-indera tidak lagi bereaksi. Jika orang dipasangi alat kedokteran, akan terlihat di monitor bahwa kurvanya datar dan tidak lagi berdetak.

Pada fase ini sering terjadi near-death experience (NDE). Di Indonesia, NDE juga dikenal sebagai mati suri.

Orang yang sudah dinyatakan "mati klinis" dan kemudian hidup kembali sering menceritakan hal yang mirip.

Seperti mereka melihat bahwa "roh" terbang keluar dari raga atau melihat pemandangan indah dan cemerlang dari atas.

Kesaksian beberapa orang menyebut bahwa mereka melihat ada seberkas cahaya terang di ujung terowongan.

Baca Juga : Kecanduan Gim, PriaIni Sukses Meniti Usaha, Omzetnya Rp300-an Juta per Bulan

Beberapa kasus medis membuktikan, ada orang yang sudah dinyatakan mati klinis selama beberapa menit, bisa hidup kembali setelah menjalani proses reanimasi klinis.

Misalnya dengan masase jantung, pemberian napas buatan, penggunaan defibrilator dan tindakan kedokteran lainnya.

Ada yang kemudian hidup sehat tapi ada pula yang mengidap dampak kesehatan.

Mati Otak

Fase kedua kematian disebut Mati Otak. Pada tahapan ini semua fungsi otak berhenti.

Pasien biasanya masih bisa "hidup" karena dibantu alat-alat kedokteran, seperti alat pernapasan alat pacu jantung dan lainnya.

Para dokter biasanya memutuskan pengambilan organ tubuh penting untuk didonorkan pada fase kedua ini.

Pertimbangnnya, organ-organ penting masih berfungsi pada fase ini, walau tidak ada kendali dari otak.

Namun banyak orang mengkritik praktek cangkok organ tubuh tersebut.

Mereka melontarkan keberatan, karena fase mati otak juga sulit ditegaskan secara pasti.

Sayangnya, jika menunggu kematian fase ketiga, yakni kematian biologis, organ tubuh yang diambil juga tidak ada gunanya lagi, karena sudah mati.

Baca Juga : Mau Nonton Konser K-Pop Sekaligus Beli Album? Ini 6 Cara Mudah Mengelola Uang

Mati Biologis

Fase kematian biologis ditandai dengan kematian milyaran sel-sel tubuh. Karena tidak ada regenerasi sel, tanda-tanda kematin jelas terlihat.

Kulit jasad menunjukkan bercak-bercak kematian dan jasad menjadi kaku. Proses pembusukan juga dimulai dan berlangsung cepat.

Pada fase ini sudah tidak diragukan lagi. bahwa makhluk hidup sudah mati. Tapi manusia adalah makhluk sosial dan beradab.

Dalam berbagai agama maupun tradisi, ada ritual mengenang dan menghormati anggota keluarga yang sudah meninggal.

Bahkan di jaman internet sekarang ini, orang yang meninggal pun masih tetap hidup walau secara virtual. (Resa Eka Ayu Sartika)

(Artikel ini telah tayang diKompas.com dengan judul "Apa Itu Kematian? Begini Definisinya Menurut Medis")

Baca Juga : Hiii... Ternyata Sebanyak Ini Jumlah Urine Dalam Kolam Renang Umum

Artikel Terkait