Find Us On Social Media :

Lahir Dengan Kelainan Jantung dan Nyaris Tewas, Tapi Wanita Ini Berhasil Bertahan Usia 25 Tahun

By Mentari DP, Minggu, 10 Februari 2019 | 15:00 WIB

Intisari-Online.com – Ini kisah Emily Straley.

Dilansir dari health.com pada Minggu (10/2/2019), dokter menemukan bahwa Emily memiliki kelainan jantung yang disebut Tetralogy of Fallot saat usia Emily baru 4 hari.

Diketahui, Tetralogy of Fallot melibatkan empat kelainan jantung.

Hal itu menyebabkan kulit menjadi kebiru-biruan karena pasien tidak memiliki cukup oksigen dalam darah.

Baca Juga : Kisah Gloria, Merias Jenazah Secara Gratis: 'Aku Mau Mendandani Mereka Dengan Cantik Untuk Terakhir Kalinya'

Setelah dokter mengetahui kondisinya, Emily kecil langsung mendapat perawatan intensif.

“Hal yang paling sulit adalah ketika saya menangis, kulit tubuh saya akan membiru. Sangat sulit bagi orang tua saya,” cerita Emily yang saat ini sudah berusia 25 tahun.

Tiga bulan kemudian, Emily menjalani operasi jantung terbuka pertamanya.

Ini adalah prosedur perawatan yang pertama harus Emily lakukan.

Karena setelah ini, dia memiliki prosedur setiap lima hingga enam tahun untuk melihat apakah semuanya berfungsi dengan baik dan untuk mengukur berapa lama sampai ia membutuhkan operasi kedua.

Operasi jantungnya juga bergantung pada kemajuan teknologi dan penelitian.

Hingga hari ini, Emily telah memiliki 12 potong logam di jantung saya, seperti klip, gulungan, dan stent.

“Fungsinya agar jantung saya berfungsi dengan baik.”

Setiap tahun, Emily juga melakukan pemeriksaan fisik bersama dokter perawatan primer saya. Dia menjalani pemeriksaan jantung yang melibatkan EKG dan ekokardiogram.

“Terkadang saya membutuhkan tes stres atau CT scan.”

Baca Juga : Tak Hanya Bikin Emosi dan Terlambat ke Kantor, Ternyata Macet Juga Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Lho!

Dari luar, Emily terlihat seperti anak-anak pada umumnya. Namun di dalam, dia sangat rapuh.

Emily juga tak bisa melakukan apa yang anak-anak pada umumnya lakukan. Seperti olahraga atau bermain.

Namun walau begitu, Emily selalu berpikir positif tentang hidupnya. Inilah kunci utama mengapa ia bisa bertahan hingga saat ini.

“Terkadang saya sedih. Namun saya berusaha untuk lebih percaya diri.”

“Bertemu teman baru, bercerita dengan keluarga, dan melakukan apa yang bisa adalah kejadian sehari-hari saya.”

“Meskipun teman-teman saya tidak dapat benar-benar memahami apa yang saya hadapi, tapi mereka selalu mendukung saya.”

“Saya mungkin tak bisa naik roller coaster atau mendaki gunung. Namun melihat laut atau matahari terbenam, juga sudah baik.”

Ke depannya, sekitar 10 hingga 15 tahun lagi, Emily harus melakukan operasi besar berikutnya.

Untuk itu, dia butuh mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga sebanyak yang saya bisa sehingga.

“Saya mencoba untuk tidak berpikir tentang operasi lagi. Saya hanya ingin menjalani hidup saya dan melakukan sebanyak yang saya bisa,” tutup Emily.

Baca Juga : Kisah Naresh Kumar, Manusia Listrik yang Mengaku Sanggup Menahan Arus Listrik 11.000 Volt di Tubuhnya