Penulis
Intisari-Online.com - Sejak kehancuran Kuil, orang-orang Yahudi telah berjuang dengan makna dari upacara pengorbanan.
Pengorbanan hewan dijelaskan secara rinci dalam kitab Imamat dan ditawarkan sepanjang periode Kuil Pertama dan Kedua.
Awalnya, orang-orang zaman dahulu tidak memiliki keragu-raguan tentang mempersembahkan hewan-hewan tak berdaya itu.
Namun baru pada abad pertengahan dan modern, mulai ada penjelasan yang diajukan mengapa Tuhan memerintahkan agar korban dipersembahkan kepada-Nya.
Baca Juga : Masih Suka Makan Mi Instan Campur Nasi? Hentikanlah Sekarang Juga, Akibatnya Sangat Berbahaya
Pemikiran seperti ini tidak diketahui oleh para Rabi Talmud.
Bagi mereka sudah cukup bahwa Tuhan telah menetapkan bahwa korban harus dipersembahkan dan mereka tidak perlu bertanya mengapa.
Tetapi sejak Abad Pertengahan dan seterusnya, upaya terus dilakukan untuk memberi alasan yang masuk akal atas pemujaan pengorbanan.
Menurut Maimonides, dalam bukunya Guide of the Conflex, pengorbanan ditahbiskan untuk menyapih rakyat Israel dari penyembahan berhala.
Baca Juga : Anda Akan Dibayar Rp140 Juta Jika Bersedia Tinggal di Kota Terabaikan Ini dan Memiliki Bayi, Berminat?
Alasan lebih lanjut yang diajukan untuk praktik ini adalah bahwa daging kurban harus dimakan di tempat suci, seperti Kuil Bait Suci.
Menghidupkan Kembali Tradisi Pengorbanan?
Pada abad kesembilan belas, saran diajukan agar Bait Suci dibangun kembali dan pengorbanan dilakukan lagi.
Namun saran itu tidak ditanggapi dengan serius karena beberapa keberatan.
Termasuk karena lokasi Bait Suci sebenarnya yang tidak diketahui.
Dengan demikian pemulihan sistem kurban diserahkan kepada Mesias.
Baca Juga : Ada 'Kesalahan Krusial' di Balik Gembar-gembor Ilmuwan Israel Klaim Temukan Obat Ampuh Penyembuh Kanker
Bahkan ada pendapat di Abad Pertengahan, yang dikutip oleh Rashi, bahwa Kuil Ketiga akan datang jatuh siap pakai dari surga.
Pengorbanan dalam Liturgi Yahudi
Setelah penghancuran Bait Suci, anjuran pengorbnanan itu dipahami bahwa pengulangan detail kultus pengorbanan dan doa-donya harusdilakukan di Bait Suci.
Tetapi doa-doa itu tidak dilihat sebagai formalitas belaka untuk menebus kehilangan.
Baca Juga : Begini Jatuh Bangun Sejarah Israel dan Yahudi di Masa Permulaan
Keyakinan tetap kuat dalam Ortodoksi bahwa doa-doa ini akan dijawab oleh Tuhan.
Doa untuk pemulihan pengorbanan tersebar melalui liturgi tradisional.
Khususnya dalam layanan Musaf, pada hari Sabat dan festival, doa dibacakan agar Israel dipulihkan ke tanah kelahirannya, Kuil akan dibangun kembali, dan pengorbanandapat dipersembahkan.
Namun, karena banyak orang Yahudi tidak percaya bahwa pengorbanan semacam itu suatu hari nanti akan dipulihkan, berdoa untuk pemulihannya berarti melakukan pemikiran ganda.
Untuk mengatasi masalah ini, Buku Doa Konservatif mempertahankan referensi ke sistem tetapi menggantikan kata-katanya.
Baca Juga : Temui Beta Israel, Keturunan Salah Satu Suku Yahudi yang Hilang di Ethiopia, Apa Sebabnya?