Penulis
Intisari-Online.com – Permainananlayang-layangsaat ini masih populer di sejumlah daerah.
Namun permainan yang mengasyikkan ini ternyata justru bisa berujungmaut.
Seperti yang terjadi di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya (KKR),KalimantanBarat. Dalam sepekan ini, tali layangan putus merenggut dua nyawa dan tiga korban luka.
Mirisnya, yang menjadi korban bukanlah pemainnya.
Baca Juga : Tertidur, Ayah Ini Tak Tahu Anaknya yang Berusia 2 Tahun Berada di Teras Rumah Hingga Tewas Kedinginan
Melainkan orang lain yang terkena imbas saat tali kelayang (kawat) putus dan tersangkut di jaringan listrik.
Peristiwa pertama terjadi di Parit Tengkorak, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat, Senin (21/01/2019) petang WIB.
Kejadian bermula ada layangan yang putus didekat rumah korban, Asen (adik) mengejar layangan sekitar pukul 17.00 WIB.
Namun karena layangan terkena kabel listrik dan menyetrum Asen, sontak Apen (kakak) menyelamatkan namun juga kesetrum.
"Apen ini sekitar kelas lima dan adiknya kelas 3 SD, awalnya ada layangan putus dan adiknya mengejar.”
“Karena ada kawat di layangan tersebut adiknya kestrum dan abangnya berusaha menyelamatkan dan juga tersetrum," terang Anton.
Kemudian ibu korban juga ikut membantu namun tidak berhasil yang akhirnya dibantu tetangga korban.
"Jadi ibunya membantu memukul namun terlempar kemudian minta tolong tetangga. Keduanya kemudian dilarikan ke rumah sakit," tambah Anton.
Akibat peristiwa tersebut, Apen yang masih bersekolah di kelas 5 SD harus meregang nyawa.
Baca Juga : Sadis, Ibu Ini Biarkan Bayinya yang Berusia 2 Bulan Kelaparan dan Kekurangan Gizi Sampai Meninggal
Menurut saksi mata, Afung (32), yang membantu menolong kedua korban, mengatakan peristiwa tersebut terjadi di Gang Keluarga, Parit Tengkorak, Kecamatan Sungai Raya (KKR).
Afung yang merupakan tetangga korban, menceritakan awalnya ia mendengar sang ibu berteriak- teriak meminta tolong.
Ia mengira ada orang yang digigit ular.
Afung pun keluar, dan ia melihat kedua bocah tersebut sedang memegang tali layangan terbuat dari kawat tersangkut di kabel listrik.
"Yang pertama liat itu mamanya, dan mamanya itu teriak. Saya keluar, saya sangka digigit ular dan saya lihat mereka pegang tali kelayang itu, sambil tergelatak," kata Afung ditemui di depan IGD RS Kartika Husada, Senin (21/01/2019) malam.
Melihat kedua bocah itu memegang tali layangan yang tersangkut kabel listrik, Afung bersama sang ibu korban mencari kayu.
Lantas sang ibu memukul tali tersebut agar lepas dari pegangan sang anak.
"Mereka itu tadi sore lagi main di depan rumahnya, dan di sebelah rumahnya ada lapangan. Pas ada layangan putus, lalu sangkut ke kabel listrik, mereka ini coba mengambil layangan ini.”
"Pas kejadian itu ibunya ambil kayu lalu mukul kabelnya, dan ngambil anaknya yang kecil ke saya," timpalnya.
Setelah mendapati korban, ia keduanya langsung dilarikan di IGD RS Kartika Husada.
Namun sayang Apen yang masih bersekolah di kelas V SD harus meregang nyawa.
Pertolongan berujung maut
Empat hari kemudian, Jumat (25/01/2019), empat orang menjadi korban kawat layangan yang tersangkut di jaringan listrik di sekitar Jalan Swadaya Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak.
Akibatnya, satu orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya sempat tak sadarkan diri.
Baca Juga : Berada di Luar Angkasa Selama 197 Hari, Astronot Ini Harus Belajar Berjalan Saat Kembali ke Bumi
Korban meninggal dunia bernama Agustami (39), warga kelurahan Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Banjar Serasan.
Sedangkan korban lainnya, tiga orang remaja putri baru sadarkan diri setelah menjalani perawatan di RS Yarsi Pontianak.
Adapun tiga remaja putri lainnya yakni Ely (16), Putri (16) dan Fitriani (16).
Kejadian bermula saat Ely, Putri, dan Fitriani berkendara menggunakan sepeda motor.
Saat melintas di sekitar Jalan Swadaya Kelurahan Banjar Serasan, jalan mereka terhenti akibat tersangkut kawat layangan yang terhubung ke jaringan listrik yang menjuntai ke jalanan.
Sontak ketiga korban terjatuh dan terlihat menggelepar di jalanan diduga akibat sengatan kawat layangan yang dialiri tegangan listrik.
Saat bersamaan, Munjirin yang berboncengan dengan Agustami (39) sepulang kerja melintas di lokasi kejadian.
Agustami lantas mencoba memberikan pertolongan kepada tiga remaja putri tersebut.
Menurut rekan korban, Munjirin (50), rekannya Agustami langsung turun dari motor dan berusaha menolong ketiga korban dengan berusaha menyingkirkan kawat layangan.
Agustami memegang kawat layangan yang masih tersangkut jaringan listrik dengan tangan telanjang.
"Cewek dulu yang jatuh kena kawat ini. Lalu kami lewat dan markir motor. Lalu mau nolong mereka, pas dia megang kawat layangan ini langsung tersetrum," tuturnya.
Munjirin mengungkapkan, dirinya sempat mencegah Agustami untuk memegang kawat layangan itu. Namun Agustami tak mengindahkan peringatan dari Munjirin.
"Pas berhenti, saya sudah cegah. Tak usah kau pegang Gus, alirannya masih ada, tapi dia langsung megang," ungkapnya.
"Mungkin dia mau mutuskan kawat ni, tapi langsung kesetrum," imbuhnya.
Saat keluarga Agustami tiba di RS Yarsi Pontianak dan mengetahui kondisi korban, tangis histeris pun pecah.
Sejumlah pejabat termasuk Wali Kota Pontianak turut berduka atas kejadian ini. (Kunthi Kristyani)
(Artikel ini sudah tayang di nakita.grid.id dengan judul “Maut Tali Layang-layang, Bocah SD Tewas Saat Selamatkan Adiknya, 4 Hari Kemudian Renggut Nyawa Orang Dewasa”)
Baca Juga : Kisah Lucu Orang yang Telepon Darurat 911: Tanyakan PR hingga Dapat Telepon dari Astronot di Luar Angkasa