Penulis
Intisari-online.com - Ilmuwan China berhasil menciptakan klon monyet hidup dengan gen khusus yang telah mereka edit.
Mungkin terdengar sangat ajaib, di mana manusia bisa menciptakan makhluk hidup dengan bantuan teknologi.
Namun, di baliknya ada fakta mengerikan yang membuat penelitian ini bisa dikatakan kejam.
Seperti diwartakan oleh Daily Mirror pada Rabu (23/1/2019), para penelitian di Chinese Academy of Sciences Institute of Neuroscience bertujuan membuat populasi monyet.
Baca Juga : Beginilah Penampakan Kebun Ganja Senilai Rp19 Milliar yang Tersembunyi di Dasar Bumi
Tetapi, yang mereka ciptakan adalah 'populasi monyet yang sakit' untuk pengujian hewan dan mempelajari penyakit manusia.
Mereka menghilangkan gen BMAL1 yang digunakan untuk mengendalikan sitme sirkandian manusia, untuk setiap monyet yang diciptakan
Kemudian, mereka menggunakan sel-sel kera donor untuk mengkloning lima subyek baru menggunakan teknik yang sama untuk mengkloning, Dolly si domba.
Langkah ini terbukti sangat kontroversial, hingga peneliti dan aktivis kesejahteraan hewan menyebutnya sebagai tindakan biadab.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Tujuan menciptakan monyet kloning ini yaitu digunakan untuk mempelajari kecemasan dan depresi terkait tidur, serta skizofernia.
Temuan penelitian ini telah dipublikasikan di National Science Review.
"Gangguan ritme sirkadian dapat menyebabkan banyak penyakit pada manusia, termasuk gangguan tidur, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit neurodegeneratif," kata Hung-Chun Chang, penulis utama studi tersebut.
Sedangkan peneliti lain Qiang Sun mengatakan, "Kami percaya bahwa pendekatan kloning monyet yang diedit gen ini dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai model monyet untuk penyakit berbasis gen."
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Tetapi Dr Julia Baines, pengamat kebijakan sains di PETA UK, mengatakan, "Secara genetik memanipulasi dan kemudian mengkloning hewan adalah praktik mengerikan yang menyebabkan hewan menderita."
"Ada keprihatinan etika dan kesejahteraan hewan yang sangat besar pada penelitian ini," tambah Dr Penny Hawkins dari RSPCA.
"Primata adalah hewan yang cerdas, dan bukan hanya alat untuk penelitian," jelasnya.
Prosedur yang digunakan untuk mengubah gen monyet menyebabkan penderiaan, dan kesusahan, ditambah efek yang belum dipastikan," tambahnya.