Find Us On Social Media :

2700 Warga Israel Tewas, Perang Yom Kippur Beri Dunia Pandangan Mengerikan Akan Perang Modern

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 6 Januari 2019 | 12:30 WIB

Intisari-Online.com - Selama Perang Dingin, pasukan NATO dan Pakta Warsawa siap untuk melakukan peperangan mekanis berskala besar yang menghancurkan dengan menggunakan gudang senjata modern.

Peperangan bisa saja melibatkan tank, helikopter, jet tempur, balistik jarak dekat peluncur rudal, pembom supersonik, sistem rudal permukaan-ke-udara, dan artileri nuklir taktis.

Namun untungnya bagi umat manusia, konflik itu tidak pernah terjadi.

Namun, pertempuran mekanis paling intens sejak Perang Dunia II terjadi pada Oktober 1973 ketika Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak pada benteng perbatasan Israel selama liburan Yom Kippur Yahudi.

Baca Juga : Kuil Edom Berusia 2.200 Tahun yang Bersejarah Telah Ditemukan di Israel

Pasukan Arab dan Israel dilengkapi dengan tank, jet, dan rudal canggih dari Uni Soviet akan melihat uji perang besar pertama mereka.

Suriah dan Mesir berupaya meningkatkan korps perwira mereka dan mengimpor sejumlah besar senjata Soviet modern.

Pada awal Oktober 1973, Tel Aviv menyadari persiapan Arab untuk perang, tetapi Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger memperingatkan Israel untuk tidak memulai permusuhan, atau berisiko kehilangan dukungan AS.

Pada pertemuan pukul 8 pagi pada tanggal 6 Oktober, Perdana Menteri Israel Golda Meir mempertimbangkan untuk melakukan serangan pendahuluan dan memutuskan untuk tidak melakukannya.

Baca Juga : Kisah Orang Israel Kuno Menginap di 'Tempat Mengerikan' Saat Menuju Kanaan 3200 Tahun Lalu