Ini Alasan Kita Harus Rayakan Sekaligus Membuat Resolusi Tahun Baru?

Ade S

Penulis

Pergantian tahun pun seolah punya simbol khusus sehingga dirayakan dengan sangat meriah di seluruh dunia.

Intisari-Online.com – Pada momentum pergantian tahun, kita sering sekali mendengar soal resolusi tahun baru dari berbagai kalangan.

Pergantian tahun pun seolah punya simbol khusus sehingga dirayakan dengan sangat meriah di seluruh dunia.

Kebiasaan ini terbentuk dari perilaku manusia dan terkait dengan sesuatu yang hakiki pada manusia.

Apalagi, banyak orang mengorbankan waktu, uang dan tenaganya hanya demi merayakan pergantian tahun tersebut.

Baca Juga : Masih Suka Makan Mi Instan Campur Nasi? Hentikanlah Sekarang Juga, Akibatnya Sangat Berbahaya

Tapi, pernahkah kita berpikir apa yang membuat banyak orang menganggap tahun baru harus dirayakan?

Mengapa pula orang-orang menuliskan resolusi tahun baru pada momentum tersebut?

David Ropeik, penulis"How Risky Is It, Really?", instruktur di Harvard University Extension School serta konsultan komunikasi risiko menjelaskannya pada laman Psychology Today.

Menurutnya, akar dari semua simbolisme perayaan tersebut merupakan motivasi mendasar setiap manusia, yaitu motivasi untuk bertahan hidup.

Perayaan tahun baru, seperti momentum ulang tahun, seolah memberikan kesempatan bagi kita untuk merayakan keberhasilan melalui 365 hari (setahun).

Sebaliknya, kebalikan dari momentum ini adalah berita duka bagi mereka yang tidak berhasil melalui tahun berikutnya.

Tapi, bagaimana dengan resolusi?

Resolusi menurut Ropeik juga membawa substansi bertahan hidup. Coba perhatikan rincian resolusi tahun baru.

Biasanya merupakan harapan untuk hidup lebih baik, lebih lama, lebih sehat, lebih sejahtera. Dan lainnya.

Resolusi tahun baru adalah contoh bahwa manusia di seluruh dunia punya keinginan untuk mengontrol apa yang akan terjadi di depan, meskipun tidak ada yang tahu mengenai masa depan.

Baca Juga : Kisah Memilukan Jasad-jasad 'Abadi' para Pendaki Gunung Everest, Mereka yang Tak Pernah Kembali

Tidak mengetahui apa yang terjadi di masa depan artinya kita tidak tahu apa yang perlu kita ketahui agar kita tetap bertahan hidup.

Untuk menghilangkan kekhawatiran dan ketidakmampuan itu, manusia berusaha melakukan sejumlah hal untuk mengambil kontrol.

Kita melakukan diet, olahraga lebih rutin, berhenti merokok, hingga mulai menabung. Tidak peduli apakah resolusi tersebut tercapai atau tidak.

Namun, berkomitmen untuk saat itu saja membuat kita merasa memiliki kontrol atas hari-hari ke depan.

Sebuah studi oleh psikolog asal Inggris, Richard Wiseman pada 2007 menemukan bahwa bagi kebanyakan dari kita, apa yang disampaikan band legendaris U2 lewat lirik lagunya adalah benar: "tidak ada yang berubah pada pergantian tahun baru (Nothing changes on New Years Day)."

Data dari 3.000 partisipan yang diikuti selama setahun, menunjukkan 88 persennya gagal mencapai resolusi mereka meskipun 52 persennya percaya mereka akan mencapainya jika mereka berusaha.

Menariknya, resolusi tahun baru biasanya juga termasuk keinginan untuk memperlakukan orang lain lebih baik, berteman lebih banyak, dan melunasi tagihan-tagihan.

Mengapa masalah sosial seperti itu dikaitkan dengan kemampuan bertahan hidup?

Sebab, manusia adalah makhluk sosial yang bergantung dengan orang lain, terutama untuk kesehatan dan keamanan.

Memperlakukan orang dengan baik adalah cara yang baik untuk mendapatkan perlakuan yang baik pula sebagai bagian dari strategi bertahan hidup.

Baca Juga : Ketahui 10 Tanda Anda Sudah Menemukan Suami yang Ideal, Apa Saja?

Banyak pula orang yang berharap bisa lebih taat beribadah.

Hal ini juga berkaitan dengan konteks bertahan hidup. Sebab berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan akan cenderung membuat kita lebih merasa aman.

Ada banyak sekali ritual positif di tahun baru yang dilaksanakan di berbagai penjuru dunia.

Di Belanda, misalnya, sebagian orang menganggap lingkaran adalah simbol kesuksesan maka mereka memakan donat.

Warga Yunani memanggang kue Vassilopitta spesial dengan koin di dalamnya dan yang menemukan koin tersebut didoakan agar mendapat anugerah di tahun mendatang.

Pesta kembang api sendiri dimulai di China ribuan tahun lalu sebagai simbol menangkap roh jahat.

Sementara warga Jepang menjalani tradisi Bonenkai atau perayaan melupakan tahun lalu untuk perpisahan terhadap masalah pada tahun yang ditinggalkan.

Ketidaksetujuan dan kesalahpahaman diharapkan juga berkurang pada tahun berikutnya.

Terlepas dari semua simbol tersebut, melihat kembang api pada malam tahun baru adalah momentum yang menyenangkan.

Di bagian negara manapun, pergantian tahun merupakan saat-saat untuk menyadari kelemahan kita bagaimana kita meminimalisasi kerapuhan tersebut pada tahun mendatang.

Nah, bagaimana dengan kamu, apa arti tahun baru dan resolusinya bagimu? (Nabilla Tashandra)

(Artikel ini telah tayang diKompas.com dengan judul "Mengapa Ada Perayaan dan Resolusi Tahun Baru?")

Baca Juga : Keji, Pemabuk di Maluku Ini Culik dan Perkosa Anak 2 Tahun saat Malam Tahun Baru

Artikel Terkait