Penulis
Intisari-Online.com -Dampak tsunami Banten yang menerjang jelang akhir tahun 2018 begitu mengerikan (22/12/2018).
Sampai berita ini diturunkan, sudah 43 orang meninggal, 584 orang luka-luka, 2 orang hilang, dan rumah-rumah porak-poranda.
Tentu saja kabar duka ini seolah menambah panjang daftar bencana alam yang menerjang Indonesia sepanjang 2018.
Mulai dari gempa Lombok hingga tsunami di Sulawesi Tenggara.
Baca Juga : (Video) Detik-detik Panggung Seventeen Diterjang Tsunami, Tepat Saat Ifan Minta Penonton Tepuk Tangan
Namun, banyaknya bencana alam yang menerpa Indonesia sepanjang 2018 diperkirakan masih terus berlanjut hingga tahun depan atau pada 2019.
Prediksi masih bakal terjadi banyak bencana alam di Indonesia pada 2019 disampaikan olehBadan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB).
Musim penghujan dan kemarau diprediksi akan bersifat normal karena tidak ada peningkatan El Nino dan La Nina yang terjadi.
Meski begitu, sebanyak 95 persen dari bencana yang terjadi diperkirakan merupakan bencana hidrologi.
Bencana hidrometeorologi
Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Misalnya banjir dan tanah longsor saat musim hujan, atau kekeringan dan kebakaran lahan saat musim kering.
Meskipun tidak dapat dipastikan, namun bencana-bencana hidrometeorologi cenderung dapat diprediksi.
Ini dikarenakan waktu dan faktor penyebabnya berdasarkan musim yang datangnya kurang lebih dapat diperkirakan.
Banjir, longsor dan puting beliung diprediksi akan mendominasi peristiwa bencana selama 2019.
Hal ini disebabkan masih luasnya kerusakan daerah aliran sungai (DAS), lahan kritis, laju kerusakan hutan, kerusakan lingkungan, dan perubahan penggunaan lahan di lingkungan dan masyarakat.
Secara spesifik, banjir dan tanah longsor akan terjadi sejak awal tahun hingga April 2019 dan di pengujung tahun saat memasuki musim penghujan.
Sementara, kebakaran hutan dan lahan diprediksi masih akan tetap terjadi. Hanya saja, bencana ini dapat diatasi dengan lebih baik dengan kesiapan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat.
Kekeringan dan kebakaran hutan ini akan banyak terjadi sekitar bulan Juni hingga Oktober saat musim kemarau tiba.
Bencana geologi
Bencana geologi merupakan bencana yang dipengaruhi oleh faktor pergerakan di bawah bumi.
Masing-masing lempeng memiliki waktu pergerakan berbeda-beda, sehingga waktu terjadinya cenderung kurang bisa diprediksi.
Waktu terjadinya pun bisa sewaktu-waktu dalam waktu yang cepat. Misalnya, gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami.
Kemungkinan terjadinya bencana ini tersebar sepanjang tahun di semua wilayah Indonesia, baik daratan maupun lautan. Untuk gempa bumi, tahun depan diprediksi masih terjadi.
Hal ini disebabkan sebagian besar wilayah Indonesia terletak di atas lempeng aktif yang selalu bergerak. Namun, wilayah Indonesia bagian timur diminta untuk lebih waspada dan berhati-hati.
Sebab, di wilayah itu memiliki lempeng atau sesar yang lebih rumit dan rentan terjadi bencana. Sementara, potensi tsunami ada jika gempa tektonik terjadi dengan kekuatan di atas magnitude 7 dan terjadi di jalur subduksi dengan kedalaman kurang dari 20 kilometer.
Terakhir, potensi bencana gunung berapi, tidak dapat diprediksi terjadinya dan masa kebencanaannya. Ini dikarenakan masing-masing gunung berapi memiliki tipikal yang berbeda-beda.
Namun, secara keseluruhan Indonesia sudah lebih siap untuk menghadapi bencana yang mungkin datang. Ini dapat dilakukan dengan perbaikan berbagai sistem dan pengetahuan, juga kesiapsiagaan masyarakat yang lebih terlatih saat bencana menerpa. (Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Ini Prediksi BNPB Mengenai Bencana di Indonesia pada 2019".