Find Us On Social Media :

Kisah Orang Jawa di Luar Negeri, Tak Berhenti Pertahankan Budaya Leluhur Meski Puluhan Tahun Tinggal di Negeri Orang

By Intisari Online, Sabtu, 1 Desember 2018 | 09:00 WIB

Sedangkan orang Jawa-Suriname adalah masyarakat Jawa yang tidak mempunyai pengalaman identitas politik kenegaraan Indonesia.

"Kemudian periode (diaspora) kedua adalah setelah Indonesia merdeka, mereka biasanya pekerja TKI yang bekerja di luar negeri," imbuh Erlina dalam seminar Diaspora Jawa, di Yogyakarta, Selasa (27/11/2018).

Fase kedua ini dimulai sejak 1950-an hingga 1998 atau pra-reformasi. Kedatangan orang Jawa saat itu ke Belanda sebagai bagian dari kerjasama pemerintah Indonesia dengan Belanda hingga pelarian orang Indonesia atas tuduhan komunisme.

Selain TKI, mereka juga terdiri dari pelajar penerima beasiswa, peranakan indo, dan aktivis kebudayaan.

Sebenarnya ada satu fase penyebaran orang Jawa ke mancanegara, yakni saat masa kontemporer yang dimulai sejak era reformasi 1999.

"Pada periode ini, cerita kedatangan orang Jawa ke Belanda lebih kompleks. Mereka adalah para pelajar, pelancong, pengusaha, dan berbagai golongan yang tidak terbatas dengan kepentingan politik kolonial dan negara Indonesia saja," tulis buku Babad Ing Paran.

Orang yang bermigrasi pada fase ini adalah bagian dari migrasi global yang melampaui batas-batas identitas, kolonialisme, orientalisme, dan oksidentalisme.

(Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menilik Jejak Diaspora Jawa, Menjaga Tradisi Leluhur di Negeri Orang".

Baca Juga : Tak Hanya Suriname Jejak Peradaban dan Keturunan Indonesia juga Sampai ke Afrika Selatan