Partai Berkarya: Julukan Bapak Korupsi Tak Pantas Dialamatkan pada Soeharto

Ade Sulaeman

Penulis

Ketua DPP Partai Berkarya Badarudin Andi Picunang mengatakan, julukan bapak korupsi di Indonesia tak pantas ditujukan kepada Soeharto.

Intisari-Online.com -Partai Berkarya keberatan dengan pernyataan Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah.

Basarah mengatakan, Presiden ke-2 RI Soeharto adalah bapak korupsi di Indonesia.

Ketua DPP Partai Berkarya Badarudin Andi Picunang mengatakan, julukan itu tak pantas ditujukan kepada Soeharto.

Ia mengatakan, praktik korupsi tak hanya terjadi pada era Soeharto.

Baca Juga : Antonio Blanco, Pelukis asal Spanyol yang Menolak Menjual Karyanya pada Soekarno dan Soeharto

"Korupsi itu sudah ada sejak zaman Hindia-Belanda. Maka julukan bapak korupsi tak pantas dialamatkan pada H.M Soeharto, Presiden ke-2 RI yang punya jasa membangun bangsa ini. Beliau tidak pernah mengajarkan korupsi," ujar Andi, melalui siaran pers, Rabu (28/11/2018).

Menurut Andi, Soeharto adalah peletak dasar pembangunan NKRI. Lagipula, kata dia, pada era Soeharto, jarang ada kasus korupsi seperti saat ini.

Ia menyebutkan, Soeharto juga meninggalkan "warisan" dalam hal pemberantasan korupsi, yakni TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN.

Baca Juga : Dari Ratu Markonah di Era Soekarno Hingga Janin Bicara di Era Soeharto, Saat Presiden Indonesia Jadi 'Korban' Hoaks

Peraturan itu diklaim sebagai salah satu fondasi pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Andi meminta agar Basarah tak lagi membawa nama Soeharto untuk mencari popularitas.

"Mohon kepada Bapak Ahmad Basarah agar tidak membawa-bawa nama Pak Harto, bapak ideologis kami di Partai Berkarya. Dalam mencari popularitas pribadi maupun yang dikampanyekan. Mari berpolitik yang santun dan sehat," ujar Andi.

Baca Juga : Ketika Ratna Sarumpaet Jadi Aktivis Terakhir yang Jadi Tahanan Orde Baru Sebelum Soeharto Lengser

Sebelumnya, Basarah menyebutkan, maraknya korupsi di Indonesia dimulai sejak era Presiden Soeharto. Oleh karena itu, ia menyebut Soeharto sebagai guru korupsi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Basarah menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyatakan korupsi di Indonesia seperti kanker stadium empat.

"Jadi, guru dari korupsi indonesia sesuai TAP MPR Nomor 11 tahun 1998 itu mantan Presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo," kata Basarah usai menghadiri diskusi di Megawati Institute, Menteng, Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Menurut dia, dengan menyinggung permasalahan korupsi, Prabowo seperti memercik air di dulang tepercik muka sendiri.

Baca Juga : Tak Boleh Sembarangan, Ini 10 Aturan Bagi Para Pengunjung Makam Soeharto

Alasannya, ia menyebutkan, Prabowo menjadi bagian dari kekuasaan Orde Baru.

(Fabian Januarius Kuwado)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Partai Berkarya: Julukan Bapak Korupsi Tak Pantas untuk Soeharto".

Baca Juga : Jenderal Soeharto Tentang Masa Kecilnya: 'Saya Berakar Dari Desa!'