Find Us On Social Media :

Di China iPhone Ternyata Digunakan Orang Miskin, Sedang Xiaomi Justru Digunakan Orang Kaya, Ini Datanya

By Afif Khoirul M, Sabtu, 24 November 2018 | 09:00 WIB

 

Intisari-online.com - Selama ini ada anggapan di masyarakat bahwa merek ponsel tertentu memiliki kaitan langsung dengan status sosial seseorang.

Jika seseorang memiliki smartphone dengan spesifikasi high end misalnya, maka dia akan dianggap memiliki status sosial tinggi di masyarakat.

Di antara beragam merek yang ada, produk iPhone yang dirilis Apple menjadi produk yang paling banyak mendapatkan kesan mewah di mata masyarakat.

Mungkin ini juga disebabkan harganya yang terbilang tinggi atau karena Apple kerap membuat produk yang dicitrakan kelas atas.

Baca Juga : Misteri Pulau Sentinel: Catatan Marco Polo dan Penjelajah Dunia Ungkap Betapa Mengerikannya Pulau Tersebut

Dengan demikian, seseorang yang memiliki dan menggunakan iPhone, sering dinilai berasal dari kalangan berada.

Namun, berdasarkan artikel yang ditulis South China Morning Post, premis ini justru tidak berlaku di China.

Sebuah riset yang dilakukan lembaga MobData, justru menemukan pengguna iPhone di Negara Tirai Bambu itu mayoritas berasal dari kalangan "invisible poor" atau miskin terselubung.

Maksudnya, kemiskinan itu tidak terlihat karena tertutup penampilan dan gayanya yang tidak mencerminkan seseorang tidak mampu secara finansial.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Lebih lanjut, pemilik iPhone di China disebut berasal dari kalangan perempuan yang belum menikah, usia 18-34 tahun, tamatan SMP atau SMA, ekonomi sulit, dan tidak banyak memiliki aset.

Pendapatan mereka jika dirata-rata dalam sebulan maksimal 3.000 yuan atau Rp 6,3 juta. Hal ini berbanding terbalik dengan pemilik merek ponsel lain, misalnya Huawei atau Xiaomi.

Menurut penelitian itu, pengguna dua ponsel produksi China itu cenderung berasal dari kalangan berada.

Pengguna dua merek ponsel ini berasal dari kalangan laki-laki menikah dengan rentang usia 25-34 tahun.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Mereka mengenyam pendidikan diploma atau sarjana dan memiliki pendapatan antara 5.000-20.000 Yuan atau Rp 10,5 juta hingga Rp 42,2 juta.

Mereka rata-rata sudah memiliki rumah tinggal dan mobil pribadi, sementara pemilik iPhone tidak memilikinya.

Sementara itu, selain Huawei dan Xiaomi, dua merek lain yang menjadi pilihan kalangan masyarakat di China dengan penghasilan 3.000-10.000 Yuan atau Rp 6,3 juta hingga Rp 21 juta adalah merek lokal seperti Oppo dan Vivo.Di China, Apple sendiri masih menempati peringkat ketiga sebagai vendor smartphone terbesar.

Baca Juga : Lion Air Terlanjur Pesan Ratusan Pesawat Boeing, Bagaimana Nasibnya Kini?

Penjualan iPhone di negeri Asia Timur itu di bawah produk Samsung dan Huawei.

Peluncuran lini produk baru iPhone, yaitu iPhone XS, iPhone XS Max, dan iPhone XR selama ini disambut pasif oleh konsumen karena harganya yang terbilang mahal.

Pengguna pun disebut beralih ke produk yang lebih murah seperti OnePlus atau lini produk Honor besutan Huawei.

South China Morning Post juga pernah menulis bahwa dua penyuplai komponen di China mendapatkan penurunan order setelah iPhone XR yang terbilang lebih murah ketimbang dua produk seangkatannya gagal memenuhi ekspektasi penjualan.

Baca Juga : Dulu Dipermalukan Pacar karena Gendut, Setelah Putus Wanita Ini Bertransformasi Jadi Seksi, Diajak Balikan Tidak Mau!

Di China, produk iPhone yang lawas atau bekas memang terbilang lebih banyak digunakan ketimbang tiga lini produk terbaru yang dirilis perusahaan yang dibangun Steve Jobs dan Steve Wozniak itu.

Namun, apakah fakta penjualan itu memperlihatkan karakteristik pengguna iPhone di China?

Sebagai gambaran, Apple saat ini masih menguasai 9 persen pasar smartphone di China. Sedangkan 80 persen pangsa pasar secara umum dikuasai empat vendor lokal, yaitu Huawei, Oppo, Vivo, dan Xiaomi.

Baca Juga : Kutil Sangat Mengganggu Penampilan, Bagaimana Bila Mengobatinya dengan Lemon?

Meski demikian, data yang dirilis MobData tentunya sulit memberikan gambaran utuh mengenai karakteristik pengguna smartphone di China. 

Sebab, perusahaan yang berbasis di Shanghai, China itu tidak mengungkap berapa jumlah atau siapa saja responden yang mereka gunakan dalam penelitian tersebut.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Riset Sebut Pengguna iPhone di China Mayoritas Kaum Miskin Terselubung