Penulis
Intisari-Online.com - Kim Jong-un rupanya kini sedang sibuk mengawasi pengujian senjata yang baru dikembangkan dengan kekuatan mutakhir.
Senjata tersebutdisebut telah diteliti dan dikembangkan untuk waktu yang lama, menurut media pemerintah.
Stasiun Penyiaran Sentral Korea Utara tidak menyebutkan secara spesifik jenis senjata apa itu, tetapi mengatakan tes terhadap senjata baru itu berhasil, menurut Yonhap.
"Hasil hari ini adalah pembenaran dari kebijakan partai yang berfokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan, tampilan lain dari kemampuan pertahanan kami yang berkembang pesat ke seluruh wilayah, dan perubahan yang inovatif dalam memperkuat kemampuan tempur militer kami," kata Kim.
Layanan berita Korea Selatan Yonhap menggambarkannya sebagai "senjata taktis berteknologi tinggi".
"Senjata state-of-the art yang telah lama dikembangkan di bawah kepemimpinan dinamis partai kami memiliki arti untuk sepenuhnya melindungi wilayah kami dan secara signifikan meningkatkan kekuatan tempur pasukan rakyat kami," laporan Yonhap mengutip dari KCBS.
Korea Utara belum menguji senjata nuklir atau rudal balistik sejak tahun lalu.
Hal ini muncul setelah laporan Korea Utara masih menjalankan program rudal balistiknya meskipun mengklaim telah bersedia untuk denuklirisasi.
Citra satelit mengungkapkan setidaknya ada 13 dari kira-kira 20 pangkalan operasi rudal yang tidak diungkapkan di dalam negara rahasia itu, sebuah klaim lembaga dari AS.
Dalam laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington, DC, Joseph Bermudez mengatakan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur kecil telah diamati di beberapa situs, meskipun negosiasi sedang berlangsung.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi pada pertemuan puncak bulan Juni mereka di Singapura, tetapi kesepakatan itu tidak spesifik dan negosiasi telah membuat sedikit kemajuan.
Tak lama setelah KTT itu, Trump memberikan cuitan di Twitter bahwa: "Tidak ada lagi Ancaman Nuklir dari Korea Utara."