Penulis
Intisari-Online.com- Seorang wanita berusia 55 tahun di Spanyol dilaporkanmeninggal dunia setelah mengalami reaksi alergi terhadap akupunktur lebah.
Dalam sebuah wawancara yang dilansir pada Science Alert (19/3/2018), metode yang dilakukan dalam akupuntur lebah tak berbeda jauh dari sebelumnya.
"Kami memegang lebah, meletakkannya di satu titik di tubuh, memegang kepalanya, dan membiarkannya menyengat pasien," kataahli akupunktur lebah Wang Menglin.
"Kami telah merawat pasien dengan puluhan penyakit, mulai dari arthritis hingga kanker, semuanya dengan hasil positif," katanya.
Baca Juga:Bakar Daun Salam Dalam Ruangan, 10 Menit Kemudian Anda Merasakan Sensasi yang Berbeda
Baca Juga:Fakta Tentang Pengobatan Akupuntur
Teknik akupuntur ini sangat populer di China dan Korea, meski sedikit bukti yang menunjukkan manfaat signifikan dari penyembuhan ini.
Tapi kematian wanita berusia 55 tahun tersebut bisa menjadi peringatan kepada orang lain yang ingin atau telah mencoba praktektersebut.
Diketahui wanita tersebut telah menghadiri sesi akupunktur lebah ini (juga disebut apitherapy) selama dua tahun, kira-kira sebulan sekali.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki kontraksi otot dan stres.
Lebih jauh, dia juga tidak memiliki catatan klinis mengenai penyakit lain.
Namun, pada terapinya yang terakhir ini, setelah mendapat sengatan, dia tiba-tiba tak sadarkan diri.
Dalam kasus ini, ada kemungkinan racun lebah menjadi penyebabnya yang kemudian menciptakan risiko alergi.
Wanita itu langsung dilarikan ke rumah sakitdan diberi sejumlah senyawa untuk menghentikan reaksi, termasuk adrenalin dan antihistamin.
Sayangnya, meski diobati, pasien meninggal di rumah sakit karena beberapa kegagalan organ beberapa minggu kemudian.
Saat ini, akupuntur lebah semakin populer. Namun sebenarnyaia memiliki manfaat yang lebih sedikit.
Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan di PLOS One menemukan bahwa "Akupunktur lebah menunjukkan peningkatan risiko relatif sebesar 261 persen untuk menimbulkan efek samping."
Sementara makalah Vazquez-Revuelta dan Madrigal-Burgaleta merangkum bahwa "Risiko menjalani apitherapy lebih besar dibanding manfaat yang digarapkan, membawa kita untuk menyimpulkan bahwa praktik ini tidak aman dan tidak disarankan."