Find Us On Social Media :

Bebek atau Kelinci? Gambar Ilusi Optik Ini akan Menjelaskan Bagaimana Otak Anda Menafsirkan Sesuatu

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 18 Maret 2018 | 19:45 WIB

Intisari-Online.com - Simak baik-baik gambar di atas! Gambar apa itu? Benarkah itu kepala bebek? Atau jangan-jangan kepala kelinci?

Begitulah memang kebiasaan ilusi optik yang kerap menampilkan gambar-gambar yang ambigu dan kerap menipu kita—termasuk gambar di atas.

Ilusi optik ini pertama kali muncul pada 1892 di sebuah majalah humor Jerman.

Setelah filsuf Ludwig Wittgenstein menggunakannya untuk melihat dua cara pandang berbeda, gambar ini makin jadi populer.

Anda bisa menafsirkan gambar di atas itu sebagai bebek atau kelinci, tapi tidak bisa menyebut kedua hewan secara bersamaan.

(Baca juga: (Foto) Bingung, 8 Ilusi Optik Ini Dijamin Bikin Pikiran Anda Berantakan)

Gambar ini disebut lebih sulit dilihat jika ada dua salinan gambar berdampingan.

Bukan tak mungkin Anda akan menyebut kalau ada dua bebek atau dua kelinci.

Terkait ilusi optik, Kyle Mathewson, seorang neuroscientist dari Universitas Alberta, Kanada, berkata bahwa dua dari empat orang tidak dapat melihat adanya seekor kelinci atau bebek pada pandangan pertama.

Untuk membayangkan salah satu hewan, ia berkata seseorang harus memberi informasi lebih banyak kepada otak untuk bekerja.

Misalnya dengan mengatakan kepada diri sendiri untuk membayangkan seekor bebek makan kelinci.

Menurut studi baru Mathewson, ketika harus menggunakan dua cara berbeda untuk melihat gambar yang sama, konteks sangat penting.

(Baca juga: 6 Bentuk Kuku yang Menunjukkan Kepribadian Kita, Manakah Kepribadian Anda?)

“Otak Anda memilah dan bisa melihat gambar besar ketika gambar dimasukkan ke dalam konteks,” ujar Mathewson dalam sebuah pernyataan, dilansir LiveScience, Selasa (13/3).

Sintaks atau konsep yang mengatur struktur kalimat juga berperan dalam hal ini.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Perception pada Senin (5/2) ini menemukan, ungkapan sederhana kepada otak seperti bayangkan ada bebek di samping kelinci, tak akan memberi efek yang sama.

Ini karena kalimat tidak dapat memberi tahu otak, mana yang bebek dan mana kelinci.

“Kami menemukan bahwa seseorang harus bisa menemukan cara untuk bisa menghapus ketidakpastian agar otak dapat membedakan dua alternatif gambar,” imbuh Mathewson.

Mathewson berkata studi ini mempermudah otak untuk menafsirkan informasi hanya dari beberapa isyarat teks atau visual.

“Kita semua harus memerhatikan hal itu, misalnya saat sedang membaca berita, agar dapat menafsirkan dan memahami informasi seperti yang dilihat,” tutupnya.

(Baca juga: Menurut Anda, Orang Nomer Berapakah yang Paling Bodoh dalam Gambar ini? Jawabannya Menggambarkan Diri Anda)

(Artikel ini sebelumnya tayang di Kompas.com, baca artikel selengkapnya di sini)