Cokelat Penyebab Jerawat? Coba Cek, Ini Dia Mitos dan Fakta tentang Cokelat yang Perlu Kita Tahu

Mentari DP

Penulis

Cokelat tidak buruk bagi kita, tetapi banyak mitos tentang cokelat yang seharusnya tidak kita percayai.

Intisari-Online.com – Cokelat dikenal dapat meningkatkan mood saat kita stres atau wanita yang mengalami PMS (sindrom pramenstruasi) yang mengganggu.

Cokelat tidak buruk bagi kita, tetapi banyak mitos tentang cokelat yang seharusnya tidak kita percayai.

Berikut ini mitos dan fakta tentang cokelat.

(Baca juga:Santan Tidak Mengandung Kolesterol, Dokter Tegaskan Itu Hanya Mitos)

(Baca juga:Benarkah Madu Asli Tidak Dikerubungi Semut? Mitos atau Fakta?)

Mitos: cokelat kurang bermanfaat bagi kesehatan

Fakta: Cokelat merupakan sumber antioksidan, seng, dan magnesium yang sangat baik. Di dalamnya juga terkandung protein, kalsium, dan fosfat, yang membantu mengurangi resistensi insulin.

Cokelat hitam memiliki jumlah antioksidan tertinggi dan mengonsumsinya dapat membantu menjaga tekanan darah.

Mitos: Cokelat tinggi kafein

Fakta: Makan cokelat dapat meningkatkan mood, tetapi hanya mitos saja bahwa ia tinggi kafein. Cokelat atau segelas susu cokelat mengandung 6 gram kafein, yang sama dengan secangkir kopi tanpa kafein.

Mitos: Cokelat penyebab jerawat

Fakta: Diet memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan kulit. Cokelat bisa menyebabkan jerawat karena kandungan lemak di dalamnya, namun itu mungkin hanya sebagian kecil saja.

Peningkatan asupan makanan berminyak dan kombinasi bakteri inilah yang menyebabkan jerawat.

(Baca juga:Sering Naik Pesawat? Anda Harus Tahu Mitos dan Fakta Seputar Penerbangan Ini!)

Mitos: Cokelat penyebab naiknya berat badan

Fakta: Cokelat bukan satu-satunya alasan di balik kenaikan berat badan. Makan cokelat secukupnya tidak mempengaruhi kesehatan dan berat badan.

Konsumsi berlebihan makanan olahan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Mitos: Cokelat penyebab gigi berlubang

Fakta: Cokelat bukanlah alasan utama penyebab gigi berlubang.

Sebenarnya, gigi berlubang terbentuk saat bakteri di dalam mulut memetabolisme gula dan pati dari semua jenis makanan yang kita makanan untuk menghasilkan asam.

Asam ini makan melalui enamel gigi, sehingga menyebabkan gigi berlubang.

(Baca juga:Cinta pada Pandangan Pertama dan Mampu Mengubah Pasangan, Inilah 5 Mitos tentang Percintaan yang Masih Dipercaya!)

Mitos: Cokelat mengandung lemak jenuh.

Fakta: Susu cokelat mengandung lemak jenuh utama yang disebut asam strearat. Ini tidak menaikkan kadar kolesterol dengan cara yang sama seperti jenis lemak jenuh lainnya.

Mengonsumsi cokelat sebagai ganti mengonsumsi makanan kaya karbohidrat telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol baik, demikian menurut beberapa penelitian.

Mitos: Cokelat penyebab sakit kepala

Fakta: Cokelat tidak menyebabkan migrain dan sakit kepala. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara cokelat dan sakit kepala.

(Baca juga:Inilah 6 Mitos Tentang Cinta yang Masih Dipercaya Orang hingga Sekarang)

Mitos: Cokelat putih adalah cokelat

Fakta: Cokelat putih sebenarnya bukan cokelat karena dibuat dengan bantuan cocoa butter, vanilla, dan padatan susu.

Cokelat putih bukan cokelat asli karena tidak mengandung bubuk cokelat di dalamnya.

Mitos: Cokelat kurang nilai gizinya

Fakta: Cokelat adalah sumber polifenol yang baik, yang merupakan jenis antioksidan yang sama dalam anggur merah yang dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner.

Cokelat hitam mengandung lebih banyak antioksidan dibanding cokelat susu.

Mitos: Pasien diabetes tidak boleh mengonsumsi cokelat

Fakta: Cokelat tidak perlu dihindari sama sekali oleh penderita diabetes karena memiliki indeks glikemik rendah.

Hal ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada orang dan disfungsi endotel pada pasien diabetes.

Jadi, jangan ragu lagi untuk mengonsumsi cokelat hitam yah!

(Baca juga:10 Mitos Pria yang Terlanjur Dipercaya, Salah Satunya Korelasi Ukuran Telapak Kaki dan Organ Intim)

Artikel Terkait