Penulis
Intisari-Online.com - Sekitar tiga tahun yang lalu,fisikawan nyentrik dari Inggris,Stephen Hawking menemukan cara melarikan diri dari lubang hitam.
Selama ini para ilmuwan, khususnya para astrofisikawan, masih kebingungan tentang bagaimana caranya tidak hancur ketika masuk ke dalam lubang hitam.
Lebih dari itu, fenomena yang disebut sebagai “paradoks informasi” ini menjadi salah satu misteri terbesar dalam ilmu fisika modern.
Paradoks informasi ini muncul lantaran perbedaan ide antara teori mekanika kuantum yang bekerja pada materi renik dengan teori relativitas Einstein yang bekerja pada benda-benda besar.
Teori mekanika kuantum melihat benda-benda termasuk cahaya tidak dapat lolos dari lubang hitam, tapi informasi tentangnya tidak akan hancur.
(Baca juga:6 Prediksi 'Gila' dari Stephen Hawking, Termasuk 'Sosok' yang akan Singkirkan Manusia Sebagai Penguasa Bumi)
Sementara itu, teori relativitas Einstein (biasa disebut relativitas umum) melihat objek sekaligus informasi tentangnya akan rusak ketika masuk ke dalam lubang hitam.
Hawking, dalam sebuah acara bertajuk “Hawking Radiation Conference”, mengatakan, dirinya menemukan cara informasi bisa lolos dari lubang hitam dengan memperbaiki teori tentang informasi dan lubang hitam itu sendiri.
Dari hasil kerjanya bersama Malcolm Perry dari Cambridge University dan Andrew Strominger dari Harvard, Hawking menyebut bahwa informasi sejatinya tidak ditelan lubang hitam.
“Informasi tidak ditelan sampai interior lubang hitam, tetapi tertahan pada batasnya,event hirizon,” ungkap Hawking, seperti dilansirKompas.comdariBBC.
“Jika kita berad di dalam lubang hitam, jangan menyerah.”
(Baca juga:Menyeramkan, Inilah yang Akan Terjadi Jika Bumi Jatuh ke Lubang Hitam)
Penulis bukuA Brief History of Timeini menguraikan, ketika informasi tentang objek atau partikel melewati batas lubang hitam, maka informasi itu akan ditranslasikan menjadi hologram dua dimensi dan bertahan di perbatasan yang disebut dengan super translasi.
Dengan pandangan itu, ia mengklaim bisa mendamaikan perbedaan antara cara pandang mekanika kuantum dan relativitas umum.
Meski demikian, cara pandang Hawking ini bukan tanpa celah.
Marika Taylor, fisikawan teoretis dari University of Southampton, mengatakan, “tidak jelas apakah memang ada yang disebut ‘batas’ dan ‘bagian dalam’ pada lubang hitam.”
Ia juga bertanya-tanya tentang bagaimana hologram bisa bertahan di tepian lubang hitam lantaran tidak ada satu pun yang mengetahui bagaimana ini bisa terjadi.
(Baca juga:Fisikawan Ini Prediksi Bahwa Manusia Mungkin Akan Berkomunikasi Dengan Alien pada Akhir Abad Ini)