Masih Ingat Si Bocah Es Ini? Ternyata Dia Baru Saja Dikeluarkan dari Sekolah Barunya, Alasannya ‘Aneh’

Ade Sulaeman

Penulis

Wang Fuman, si bocah es yang terkenal di China, dikeluarkan dari sekolah barunya setelah seminggu belajar. Alasan dari pihak sekolah banyak dianggap sangat aneh.

Intisari-Online.com – Masih ingat dengan kisah Ice Boy alias si Bocah Es? Bocah berusia 8 tahun dari Provinsi Yunan, China, itu menjadi mendunia gara-gara rambutnya diselubungi es.

Dikisahkan, bocah yang bernama Wang Fuman itu harus berjalan kaki sejauh 4,5 km setiap harinya untuk menuju sekolahnya.

Ia bersekolah di daerah pegunungan Zhaotong, yang merupakan salah satu daerah termiskin di China.

Pada awal Januari 2018 lalu, di saat suhu udara mencapai minus 8 derajat Celsius, Wang tetap berjalan kaki ke sekolah.

(Baca juga: Setelah Berjam-jam Bedah Tengkorak, Dokter Ini Baru Sadar Telah Operasi Pasien yang Salah)

Ketika tiba di sekolah, rambut dan alis Wang terselubung salju putih hingga jadi terlihat aneh.

Oleh gurunya, Wang difoto dan fotonya diunggah ke media sosial. Foto itu pun menjadi viral tidak hanya di China, tetapi juga di dunia.

Berkat foto itu pula, segalanya berubah bagi Wang Fuman. Ia menjadi sebuah sensasi di dunia maya.

Ia menerima banyak perhatian dan juga sumbangan dari masyarakat di negeri itu. Ia dan keluarganya bahkan diajak jalan-jalan ke Beijing.

Di ibukota China itu Wang belajar tentang cara menjadi polisi dan merasakan ruangan dengan pemanas untuk kali pertamanya.

Puncaknya, seorang kepala sekolah swasta di kota tersentuh dengan kisah bocah cilik tersebut.

Ia menawarkan Wang untuk bersekolah di sekolahnya secara gratis. Harapannya, ia bisa menerima pendidikan yang lebih baik dari banyak guru yang berpengalaman dan berkualifikasi di sekolah itu.

Jadi, pada pekan lalu, Wang Fuman memulai semester baru di sekolah barunya.

(Baca juga: Terkena Serangan Jantung saat Sendirian, Cara Pria Ini Selamatkan Nyawa Disebut 'Sangat Jenius')

Namun ternyata, pada Selasa (6/3), pihak sekolah memanggil ayah Fuman, Wang Gangkui.

Sang ayah diminta untuk menjemput putranya itu dan membawanya kembali ke sekolah lamanya. Begitu seperti dikutip dari South China Morning Post.

Kepala sekolah yang disebut dengan nama Yang, mengungkapkan alasannya kepada situs di China tersebut.

Yang bilang, ia berharap ‘melakukan sesuatu yang baik’ dengan menarik Wang Fuman ke sekolahnya.

Hanya saja, semua tindakan baiknya itu membawa masalah baginya di kemudian hari.

Ia mengeluhkan meningkatnya perhatian pemerintah dan media yang datang ke sekolahnya dengan adanya Bocah Es yang terkenal itu.

“Pada awalnya, aku tidak menyadari, tetapi kemudian Fuman diidentifikasi oleh Menteri Pendidikan sebagai sosok kunci untuk membantu usaha pemerintah memberantas kemiskinan. Ada banyak murid serupa Fuman di seluruh Provinsi Yunnan,” kata Yang.

Akibatnya, selama hari-hari Fuman di sekolah, mereka menerima sejumlah permintaan dari berbagai tingkatan departemen pemerintah untuk memeriksa sekolah.

Banyak media juga meminta untuk mewawancarai dan ia merasa kesulitan untuk menolak begitu banyaknya permintaan tersebut.

Saat yang sama beberapa gurunya mengatakan sekolah harusnya mempublikasikan murid barunya.

Sementara ia ingin menghindari sorotan sepenuhnya dan melanjutkan kehidupan ‘sekolah sehari-hari’.

Ia menambahkan, ia berencana untuk menjaga kesejahteraan Fuman dengan tata cara yang lebih baik.

Jadi, ketika Wang Gangkui datang menjemput Wang Fuman, Yang memberi sang ayah uang sebesar 15.000 yuan atau Rp 30 juta.

Wang Gangkui dilaporkan kaget dengan keputusan sekolah yang mengeluarkan putra setelah belajar hanya seminggu.

Rasa kecewa juga dikatakan oleh Wang Fuman. Kepada situs SCMP, ia bercerita betapa ia menyukai sekolah barunya, guru-guru yang lebih baik, lebih banyak kelas, dan makanan.

Ia bilang, guru-guru mengajar lebih baik dibandingkan sekolah lamanya di SD Zhuanshanbao. Murid-murid tidak banyak bicara di dalam kelas dan setiap orang fokus untuk belajar.

Ia juga tidak perlu lama berjalan untuk ke sekolah. Yang ia perlukan hanya ikut latihan lari pagi setiap hari.

“Makannya juga lebih baik. Tidak seperti di rumah, bila nenekku sibuk, kakak dan aku harus mencari makan sendiri karena kami tidak bisa memasak, kami hanya merebus kentang. Dan di sekolah Xinhua aku makan banyak makanan yang berbeda,” cerita Wang Fuman.

Sepertinya Bocah Es cilik itu harus kembali ke rumahnya yang bobrok di desa. Ia hidup dalam kemiskinan bersama nenek, kakak perempuan, dan ayahnya.

Selama bertahun-tahun bekerja sebagai seorang buruh, Wang Gangkui hanya bisa melihat anaknya sekali atau dua kali setahun.

Ketika Fuman menjadi selebritas di dunia maya, sang ayah kembali ke rumahnya.

Kemudian ia ditawarkan pekerjaan di sebuah konstruksi bangun dari sebuah perusahan setempat, jadi ia bisa berdekatan dengan anaknya.

Bagaimanapun juga, Wang Gangkui mengatakan kepada SCMP bahwa ia belum memulai pekerjaan barunya karena perusahan bilang belum ada pekerjaan baginya saat ini.

Sementara itu Fuman dan kakaknya merayakan Tahun Baru China bulan lalu dengan membuat surat yang menyentuh untuk ibunya.

Sang ibu pergi dari rumah dua tahun lalu dan mereka memintanya untuk kembali saat liburan.

“Kami tidak ingin menunggumu lebih lama, aku harap ibu seperti ibu lainnya yang memukul dan mengomeliku, asalnya ibu kembali berada di sampingku,” tulis Wang Fuman di surat.

Sayangnya san ibu tidak juga pulang. Keberadaannya pun tidak diketahui.

(Baca juga: Ponsel Berisi Ratusan Foto Selfie dengan Korban Pembunuhan Ini Ternyata Milik Sepasang Kanibal!)

Artikel Terkait