Find Us On Social Media :

Ignatius Dewanto: Penerbang ‘Edan’ yang Selalu Mendarat dengan Membawa Kabel Listrik

By Ade Sulaeman, Sabtu, 10 Maret 2018 | 12:15 WIB

Intisari-Online.com – Menjadi anak pertama dari tujuh bersaudara, tentu Dewanto mengalami betul masa-masa sulit di keluarga.

Suasana revolusi menyongsong masa remajanya, menggiring Toto (panggilan Dewanto) bergabung dengan Tentara Pelajar (TP).

Bapaknya yang seorang guru tak kuasa membendung keinginan anak pertamanya memanggul senapan bersama pemuda di “anak-anak Solo”.

Ia bergabung dengan kesatuan Slamet Riyadi.

(Baca juga: Ignatius Dewanto: Satu-satunya Penerbang Indonesia yang Pernah Menembak Jatuh Pesawat Musuh)

Sebagai anggota TP, Dewanto ikut dalam sejumlah misi penyerangan Belanda.

Di antaranya pencegatan konvoi Belanda dari Semarang-Solo di daerah Boyolali.

Di situ Dewanto menunjukkan kenekatannya dengan menyerang konvoi panser Belanda dengan perhitungan yang kurang cermat.

Beruntung anak-anak TP sering mendapat bantuan dari Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) AURI dipimpin OMO (Opsir Muda Oedara) II Wiriadinata yang memiliki senapan mesin kaliber 12,7mm.

Dari enam adiknya, dua di antaranya menyusul berkarierdi ABRI. Adik perempuannya, Bernadet Sutanti, menjadi anggota Wara (Wanita Angkatan Udara) angkatan pertama. Yang laki-laki, I Dewadi, bergabung dengan AL.

Sedianya adiknya yang laki-laki ini akan diikutkannya dalam rombongan 60 kadet AURI yang dikirim ke Transocean Airlines Oakland (TALOA) Academy of Aeronautics di Kalifornia tahun 1950. Namun karena terganjal umur, akhirnya ditolak panitia AURI.

Sebagai istri perwira, Meitie pun selalu menunjukkan sikap positif dan mendukung sepenuhnya karier sang suami di AURI. Ia tak sungkan-sungkan berbaur dengan istri prajurit, bermain voli bersama atau sekadar bercengkrama. Benar-benar melting, lumer sebagai sesama  istri prajurit.