Find Us On Social Media :

Hanya Bermodal Nekat dan Pesawat Rongsokkan, Pilot TNI AU Ini Berhasil Gelorakan Semangat Bangsa

By Ade Sulaeman, Jumat, 9 Maret 2018 | 17:00 WIB

Intisari-Online.com - Kekuatan udara TNI AU yang di awal tahun 2018 ini diperkuat oleh 24 unit jet tempur F-16 C/D benar-benar menjadi sangat perkasa jika dikaitkan dengan sejarah penerbangan TNI AU.

Pasalnya untuk memiliki pesawat yang bisa diterbangkan pilot-pilot TKR-Jawatan Penerbangan (1945) , awalnya menggunakan pesawat-pesawat rongsokan peninggalan Jepang dan modal nekat.

Setelah pasukan Jepang menyerah kepada Sekutu dan meninggalkan Indonesia, ternyata tidak ada satu pun pesawat-pesawar tempur Jepang yang kemudian ditinggalkan masih bisa terbang.

Pesawat-pesawat Jepang yang sudah rusak dan tidak bisa terbang seperti pesawat jenis Cureng dan Guntai, antara lain ditinggalkan di lapangan udara Maguwo, Yogyakarta selanjutnya dicoba diperbaiki oleh para teknisi TKR.

(Baca juga: Terkenal Sebagai Pasukan Khusus Kelas Dunia, Navy SEAL Ternyata Babak Belur Oleh Viet Cong)

Mesinnya dibongkar total dan semua komponen-komponen diperiksa. Komponen yang rusak diganti menggunakan komponen mesin lainnya secara kanibal.

Setelah semua komponen mesin tersusun kembali, mesin pun coba dihidupkan di darat dan ternyata berhasil.

Bahan bakar untuk  menghidupkan mesin menggunakan bahan bakar peninggalan pasukan Jepang yang masih tersimpan di drum-drum demikian juga olinya.

Hidupnya mesin pesawat Cureng  jelas merupakan prestasi luar biasa saat itu.

Padahal mesin-mesin pesawat Jepang merupakan buatan tahun 1930-an dan para teknisi TKR pun bekerja denggan cara mengakali saat merakitnya.

Ketika pesawat Cureng harus diterbangkan dengan risiko pesawat bisa jatuh saat berada di udara, ternyata dibutuhkan pilot  nekat yang bagaimana pun harus  siap mati.

Yang kemudian maju untuk menguji coba menerbangkan Cureng adalah Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto mantan penerbang pesawat pengembom AU Belanda (Militaire Luchvaart).